Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Jumat, 14 Mei 2021. Hal itu didorong saham teknologi dan pembukaan kembali perdagangan.
Wall street mencatat kenaikan dalam dua hari berturut-turut setelah awal pekan alami koreksi. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks saham Dow Jones naik 360,68 poin atau hampir 1,1 persen ke posisi 34.382,13. Indeks saham S&P 500 menanjak 1,5 persen ke posisi 4.173,85. Indeks saham Nasdaq bertambah 2,3 persen menjadi 13.429,98.
Baca Juga
Indeks saham acuan alami gerak seperti roller coaster pada pekan ini. Indeks saham Dow Jones hampir turun 1.200 poin dari perdagangan Senin hingga Rabu.
Advertisement
Indeks saham S&P 500 dan Nasdaq melemah masing-masing 4 persen dan 5 persen, pada pekan ini. Indeks saham acuan utama berbalik arah menguat dari aksi jual, akan tetapi masih melemah selama sepekan karena terpukul sentimen inflasi.
Indeks saham Dow Jones dan S&P 500 turun lebih dari satu persen. Indeks saham acuan teknologi alami pukulan terbesar. Indeks saham Nasdaq merosot lebih dari 2,3 persen.
"Penurunan minggu ini adalah hal yang baik. Perlu ada koreksi pada musim panas yang cukup berarti untuk menghilangkan kondisi aksi beli jangka menengah yang ekstrem dan optimisme berlebih,” ujar Chief Market Strategis Canaccord Geunity, Tony Dwyer dilansir dari CNBC, Sabtu (15/5/2021).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Saham Teknologi Menguat
Pada perdagangan Jumat, saham teknologi mencatat kinerja terbaik. Saham Tesla melompat lebih dari tiga persen. Saham Facebook melonjak 3,5 persen, sedangkan Alphabet dan Microsoft naik lebih dari dua persen. Saham Apple, Amazon dan Netflix juga naik lebih dari satu persen.
Saham Disney melawan tren. Saham Disney melemah 2,6 persen seiring perusahaan melaporkan pendapatan dan pelanggan streaming lebih lemah dari perkiraan.
Saham United Airlines dan American Airlines naik lebih dari lima persen. Saham Carnival dan Norwegian Cruise Line melonjak lebih dari 8 persen. Sementara itu, Royal Caribbean naik lebih dari 7 persen.
Volatilitas pasar pada pekan ini muncul karena data ekonomi yang menunjukkan inflasi. Indeks harga konsumen melonjak 4,2 persen dari tahun sebelumnya pada April yang merupakan tingkat tercepat sejak 2008. Hal ini memicu kekhawatirna the Federal Reserve dapat dipaksa untuk kembali menarik kebijakan moneter akomodatifnya.
Advertisement
Rilis Data Ekonomi
Wall street menguat setelah data menunjukkan pembelian konsumen melambat bulan lalu. Penjualan ritel mendatar pada April, demikian dari laporan Departemen Perdagangan. Dibandingkan perkiraan Dow Jones naik 0,8 persen dan 9,8 persen pada Maret.
Namun, musim laba lebih kuat dari perkiraan, dan beberapa percaya pasar menguat sehingga investor memanfaatkan setiap penurunan.
"Perputaran perusahaan cukup kuat untuk menjaga pasar tetap naik, bahkan saat imbal hasil obligasi meningkat untuk mengantisipasi pengetatan bank sentral. Jadi beli saat alami penurunan dalam jangka pendek, seperti yang dilihat sekarang. Ada waktu untuk berhati-hati, tapi itu mungkin tahun depan, bukan sekarang," kata Analis Citi, Robert Buckland.