Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) alami koreksi tajam pada sesi pertama perdagangan saham Rabu (19/5/2021). Aksi jual investor asing dan kekhawatiran COVID-19 menekan IHSG.
Mengutip data RTI, IHSG merosot 1,06 persen ke posisi 5.772,27. Indeks saham LQ45 susut 1,31 persen.Sebanyak 311 saham melemah sehingga menekan IHSG. 148 saham menguat dan 148 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG berada di kisaran 5.770-5.828.
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan saham 667.438 kali dengan volume perdagangan 12,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,9 triliun. Investor asing jual saham Rp 158,53 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.297.
Advertisement
Sebagian besar sektor saham tertekan. Namun, sektor saham IDXTechno naik 2,18 persen dan catat penguatan terbesar. Diikuti sektor saham IDXTrans menanjak 1,55 persen dan sektor saham IDXIndustry menguat 0,08 persen.
Sektor saham IDXBasic melemah 2,36 persen dan catat penurunan terbesar. Diikuti sektor saham IDXFinance turun 1,37 persen dan sektor saham IDXProperty merosot 1,28 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, sejumlah sentimen pengaruhi IHSG. Pertama, data makroekonomi yang minim baik dari domestik dan global yang memberikan dampak positif tinggi.
Kedua, kekhawatiran kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia libur Lebaran 2021. Ketiga, kekhawatiran terkait dengan dinamika perkembangan mutase COVID-19.
Keempat, perpanjangan masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro juga menekan IHSG. Pemerintah kembali memperpanjang pelaksanaan PPKM mikro mulai 18-31 Mei 2021. Aturan tersebut diberlakukan di 30 provinsi.
"(Kelima-red) market menanti hasil rilis notulensi dalam rapat FOMC,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Sementara itu,analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan pergerakan bursa saham Amerika Serikat dan bursa saham Asia yang alami koreksi turut pengaruhi IHSG. Ditambah harga minyak dunia yang juga koreksi satu persen. Selain itu, imbal hasil obligasi Amerika Serikat bertenor 10 tahun naik menjadi 1,65 persen pada Senin, 17 Mei 2021.
Ia menambahkan, enaikan kasus COVID-19 juga menekan IHSG. "Meningkatnya kasus COVID-19 global, terutama di Asia melakukan lockdown di beberapa negara," ujar dia.
Herditya menuturkan, pergerakan IHSG secara teknikal dan beberapa sentimen yang mempengaruhi masih wajar. "Secara teknikal target koreksi IHSG terbilang masih agak di bawah, bahkan masih ada support di 5.735,” ujar dia.
Untuk strategi saham, Herditya menuturkan, untuk trading dalam jangka pendek. "Fast trading atau trading cepat dan buy on weakness dahulu,” kata dia.