Liputan6.com, Jakarta - PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) telah menerbitkan surat utang atau obligasi USD 100 juta pada 17 Mei 2021.
Hal itu disampaikan manajemen dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (19/5/2021). PT Pakuwon Jati Tbk menerbitkan obligasi berdenominasi USD 100 juta dengan tingkat bunga 4,875 persen. Surat utang itu jatuh tempo pada 2028.
"Hasil perolehan bersih penarawan surat utang tambahan akan atau telah digunakan oleh perseroan untuk keperluan korporasi umum perseroan,” dikutip dari keterbukaan informasi ke BEI yang diteken Direktur PT Pakuwon Jati Tbk, Minarto.
Advertisement
Surat utang tambahan itu terkonsolidasi dan satu seri dengan surat utang senior sebesar USD 300 juta dengan tingkat bunga 4,875 persen per tahun yang jatuh tempo pada 2028 yang secara tanpa syarat dan tanpa dapat ditarik kembali dijamin oleh anak perusahaan penjamin yang telah diterbitkan oleh perseroan pada 29 April 2021.
Surat utang tambahan juga secara tanpa syarat dan tanpa dapat ditarik kembali dijamin (guaranteed) oleh entitas anak tertentu dari perseroan antara lain PT Artisan Wahyu, PT Elite Prima Hutama, PT Grama Pramesi Siddhi, PT Pakuwon Permai, PT Pakuwon Sentosa Abadi, PT Permata Berlian Realty dan PT Dwijaya Manunggal atau disebut anak perusahaan penjamin.
Penerbitan surat utang tambahan dilakukan berdasarkan indenture pada 29 April 2021 yang dibuat oleh perseroan bersama-sama dengan anak perusahaan penjamin dan trustee yang juga telah digunakan untuk penerbitan surat utang awal.
Untuk penerbitan surat utang tambahan, UBS AG cabang Singapura bertindak sebagai initial purchaser, sedangkan the Bank of New York Mellon, cabang London bertindak sebagai trustee bagi para pemegang surat utang.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gerak Saham PWON
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu, 19 Mei 2021, saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) melemah 2,35 persen ke posisi Rp 498 per saham. Saham PWON bergerak di kisaran Rp 498-Rp 510 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 2.437 kali dengan nilai transaksi Rp 14,3 miliar.
Advertisement