Liputan6.com, Jakarta - PT Indosat Tbk (ISAT) merealisasi belanja modal Rp 1,41 triliun hingga kuartal I-2021.Realisasi belanja modal itu meningkat 123,2 persen dibandingkan kuartal I 2020.
"Sekitar 89,2 persen dari pengeluaran modal ini dialokasikan untuk bisnis selular,” dikutip dari keterangan tertulis perseroan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis 20 Mei 2021.
Advertisement
PT Indosat Tbk menyatakan pengeluaran modal untuk bisnis selular sehingga mendukung permintaan layanan. Ketiga,alokasi belanja modal untuk MIDI, infrastruktur dan IT.
PT Indosat Tbk (ISAT) mencatat kinerja positif sepanjang kuartal I 2021. Ini ditunjukkan dari perseroan mencatat laba selama tiga bulan pertama 2021.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (20/5/2021), PT Indosat Tbk mencatat pendapatan Rp 7,34 triliun pada kuartal I-2021. Realisasi pendapatan tersebut naik 12,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,52 triliun.
Sebelumnya PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) akan siapkan belanja modal Rp 8 triliun pada 2021.
Presiden Direktur Indosat Ooredoo, Ahmad Al-Neama menuturkan, perseroan akan melanjutkan peningkatan dan perluasan jaringan perusahaan dengan fokus pada pengembangan 4G/LTE dan jaringan video grade yang mampu memberikan layanan internet yang semakin baik kepada pelanggan.
Peningkatan jaringan ini merupakan bagian dari upaya perseroan untuk mendukung transformasi digital Indonesia yang sejalan dengan rencana ekonomi digital pmerintah Indonesia dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
“Kami yakin bahwa momentum pertumbuhan ini akan berlanjut pada 2021. Namun, karena ketidakpastian pemulihan ekonomi dari pandemi, dengan penuh pertimbangan kami optimis untuk mencapai pertumbuhan pendapatan sesuai dengan industri,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Jumat, 19 Februari 2021.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Target 2021
Indosat juga menargetkan ebitda di kisaran batas bawah level 40 persen pada 2021. Perseroan mencatat pendapatan tumbuh 6,9 persen menjadi Rp 27,9 triliun pada 2020. Pendapatan seluler tumbuh 11,6 persen menjadi Rp 23,1 triliun.
Ebitda tumbuh 16 persen secara year on year (YoY) mencapai Rp 11,4 triliun pada 2019. Hal itu akibat fokus perusahaan atas efisiensi operasional.
Marjin ebitda tercatat tumbuh 40,9 persen sebesar 3,2 bps dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah pelanggan seluler tumbuh 1,7 persen YoY menjadi 60,3 juta pelangan per akhir tahun 2020.
Pendapatan rata-rata per Pelanggan (ARPU) meningkat menjadi Rp31,9 ribu dari sebelumnya Rp27,9 ribu, didorong oleh peningkatan trafik data yang signifikan sebesar 5,.8 persen YoY.
.
Advertisement