Sukses

Tawarkan Pensiun Dini ke Karyawan, Begini Kinerja Garuda Indonesia

Saham PT Garuda Indonesia Tbk melemah 1,25 persen ke posisi Rp 316 per saham pada Jumat, 21 Mei 2021.

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menawarkan program pensiun dini kepada karyawan. Manajemen PT Garuda Indonesia Tbk masih tahap awal penawaran program pensiun yang dipercepat bagi karyawan yang memenuhi kriteria dan persyaratan keikutsertaan program itu.

Penawaran program pensiun dinidilakukan sejalan dengan upaya pemulihan kinerja usaha yang tengah dijalankan Perusahaan guna menjadikan Garuda Indonesia - Perusahaan yang lebih sehat serta adaptif menjawab tantangan kinerja usaha di era kenormalan baru.

Situasi pandemi yang masih terus berlangsung hingga saat ini, mengharuskan Perusahaan melakukan langkah penyesuaian aspek supply dan demand di tengah penurunan kinerja operasi imbas penurunan trafik penerbangan yang terjadi secara signifikan.

"Perlu kiranya kami sampaikan bahwa  program pensiun dipercepat ini ditawarkan secara sukarela terhadap karyawan yang  telah memenuhi kriteria,” ujar Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Irfan Setiaputra, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 21 Mei 2021.

Ia menambahkan, kebijakan ini menjadi penawaran terbaik yang diupayakan terhadap karyawan di tengah situasi pandemi COVID-19 saat ini. Irfan mengatakan, pihaknya mengedepankan kepentingan bersama seluruh pihak terutama karyawan dan perusahaan.

Garuda Indonesia memastikan bahwa seluruh hak pegawai yang akan mengambil program tersebut akan dipenuhi sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku, serta kebijakan perjanjian kerja yang disepakati antara karyawan dan perusahaan.

Dengan ada kondisi tersebut, bagaimana kinerja PT Garuda Indonesia Tbk? Perseroan belum merilis kinerja keuangan tahunan sepanjang 2020. Laporan keuangan yang baru disampaikan hingga kuartal III 2020.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (22/5/2021), PT Garuda Indonesia Tbk mencatat pendapatan usaha USD 1,13 miliar hingga kuartal III 2020. Realisasi pendapatan itu turun  67,83 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 3,54 miliar.

Perseroan mencatat penurunan pendapatan baik dari penerbangan berjadwal dan penerbangan tidak berjadwal. Penerbangan berjadwal turun 67,18 persen dari USD 2,79 miliar menjadi USD 917,28 juta. Penerbangan tidak berjadwal susut 81,22 persen dari USD 249,91 juta menjadi USD 46,92 juta.

Perseroan mencatat beban usaha merosot 31,70 persen menjadi USD 2,24 miliar hingga kuartal III 2020 dari periode sama tahun sebelumnya USD 3,28 miliar. Beban operasional tercatat susut 32,72 persen USD 1,30 miliar pada kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,93 miliar.

Beban administrasi dan umum naik 38,56 persen menjadi USD 228,24 juta hingga kuartal III 2020 dari periode sama tahun sebelumnya USD 164,71 juta. Perseroan mencatat rugi usaha USD 1,05 miliar hingga kuartal III 2020 dari periode sama tahun sebelumnya catat laba usaha USD 253,24 juta.

PT Garuda Indonesia Tbk mencatat rugi yang dapat diatribusikan kepada pemiik entitas induk mencapai USD 1,07 miliar hingga kuartal III 2020. Pada periode sama tahun sebelumnya tercatat laba USD 122,42 juta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Gerak Saham GIAA

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 21 Mei 2021, saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) turun 1,25 persen ke posisi Rp 316 per saham. Saham GIAA dibuka stagnan di posisi Rp 320 per saham. Saham GIAA berada di kisaran Rp 314-Rp 320. Total frekuensi perdagangan saham 963 kali dengan nilai transaksi Rp 2,9 miliar.

Sepanjang tahun berjalan 2021, saham GIAA melemah 21,39 persen ke posisi Rp 316 per saham. Saham GIAA berada di posisi tertinggi Rp 440 dan terendah Rp 276 per saham. Total frekuensi perdagangan 356.892 kali dengan nilai transaksi Rp 1,6 triliun.