Sukses

Harga Bitcoin Turun, Investor Kembali Pertimbangkan Emas

Hingga akhir Mei 2021, harga bitcoin turun mencapai 35 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin turun sejak pertengahan Mei 2021 membuat investor institusional mulai beralih dari  investasi bitcoin. Hal ini diungkapkan analis JPMorgan, Nikolaos Panigirtzoglou.

"Dana bitcoin terus mengalami arus keluar dan dana yang diperdagangkan di bursa emas terus mengalami arus masuk, menunjukkan bahwa peralihan dari bitcoin dan kembali ke emas tradisional oleh investor institusional masih berlangsung," kata Panigirtzoglou dilansir Coindesk, Rabu (2/6/2021).

Hingga akhir Mei, penurunan mata uang kripto paling populer ini mencapai 35 persen. Ini menjadi salah satu bulan terburuk untuk cryptocurrency atau mata uang kripto.

"Ada sedikit keraguan bahwa dinamika boom dan bust beberapa minggu terakhir mewakili kemunduran adopsi institusional pasar crypto, khususnya bitcoin dan ethereum," ujar Panigirtzoglou.

Analis melihat harga bitcoin untuk jangka menengah berada di kisaran USD 24.000 hingga USD 36.000. Padahal harga sebelumnya, bisa lebih dari USD 40.000.

"Kami telah berdebat sebelumnya bahwa kegagalan bitcoin untuk menembus USD 60.000 akan menjadi sinyal momentum berubah menjadi lebih bearish. Ini mendorong pelepasan posisi lebih lanjut, dan ini kemungkinan menjadi faktor signifikan dalam koreksi minggu lalu," tuturnya.

Bitcoin diperdagangkan dengan angka USD 36.221, harga ini mewakili penurunan hampir 1,5 persen selama 24 jam terakhir. Meski demikian, secara keseluruhan harga uang kripto meningkat 24 persen pada 2021. Untuk jangka pendek, mata uang kripto diprediksi dapat terus turun.

"Meskipun ada tanda-tanda tentatif stabilisasi dalam harga bitcoin dan ethereum setelah koreksi dalam beberapa pekan terakhir, latar belakang penentuan posisi belum pada level yang dapat dicirikan sebagai 'oversold,' ini membuat mereka rentan terhadap pelepasan posisi lebih lanjut," tulis laporan JPMorgan. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Penipuan Kripto Melonjak 1.000 Persen dalam Setahun

Sebelumnya, Senator Amerika Serikat (AS), Rick Scott mendesak Menteri Keuangan AS Janet Yellen untuk mengambil tindakan terhadap penipuan cryptocurrency atau uang kripto, yang kabarnya meningkat hingga 1.000 persen dalam setahun terakhir.

Seperti dilansir Bitcoin.com, Senin (31/5/2021), hal ini tentu saja merugikan konsumen hingga USD 80 juta atau sekitar Rp 1,14 triliun (asumsi kurs Rp 14.294 per dolar AS).

"Ini adalah industri yang tidak diatur, dan jumlah aktivitas kriminal yang mengkhawatirkan seputar uang kripto, sehingga menuntut tindakan," kata Scott.

Resmi menulis surat kepada Jenet Yellen pada Kamis lalu, Senator Rick Scott menegaskan bila pihaknya memiliki kekhawatiran tentang meningkatnya jumlah penipuan yang melibatkan uang kripto.

"Saya menulis hari ini dengan keprihatinan tentang risiko yang diambil oleh investor biasa dan potensi penipuan yang signifikan terkait dengan cryptocurrency," ujarnya.

Tak hanya itu, Ia juga menyebut, nilai uang kripto telah mengalami penurunan drastis selama beberapa minggu terakhir, namun, laporan penipuan justru meroket.

Data penipuan diungkapkan Senator Scott dari penelitian yang dilakukan Federal Trade Commission (FTC). Dalam laporannya, FTC menyatakan, penipuan cryptocurrency telah meningkat 1.000 persen dalam setahun terakhir. Sehingga, kerugian konsumen kripto lebih dari USD 80 juta, dengan jumlah rata-rata penipuan sebesar USD 1.900.

Mata uang kripto merupakan salah satu industri yang tidak diatur. Tak hanya itu, jumlah aktivitas kriminal dalam industri ini juga sangat mengkhawatirkan.

Dalam suratnya, Scott juga bertanya, bagaimana rencana administrasi untuk melindungi konsumen dan investor yang sah dari penipuan uang kripto yang meluas. Ia juga bertanya, bagaimana Departemen Keuangan akan mengidentifikasi, menghentikan dan mencegah penipuan dalam penjualan uang kripto di pasar keuangan Amerika Serikat (AS).

Ia juga bertanya tentang rencana pemerintah untuk merencanakan dan mengatasi ketidakpastian hukum atau peraturan yang mungkin menyebabkan lingkungan bergolak karena pengembangan dan penjualan uang kripto.

Selain itu, Ia juga mempertanyakan bagaimana pemerintah melindungi pasar uang kripto dari campur tangan asing, termasuk China dan Rusia.

Yellen telah menyuarakan keprihatinan pada penggunaan uang kripto dalam transaksi ilegal. Dia sebelumnya mengatakan, uang kripto banyak digunakan untuk pembiayaan ilegal dan berjanji untuk bekerja dengan regulator federal sehingga tercipta kerangka kerja regulasi yang efektif.

Pada Februari, Yellen juga menyebut, penyalahgunaan uang kripto sebagai masalah yang berkembang dan menekankan pentingnya regulasi kripto untuk memastikan bitcoin tidak digunakan dalam transaksi ilegal. 

Â