Liputan6.com, Jakarta - Kinerja PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) tertekan seiring pandemi COVID-19 yang masih berlangsung. Hal ini ditunjukkan dari pendapatan yang menurun dan alami rugi.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (2/6/2021), PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk mencatat pendapatan turun 69,51 persen menjadi Rp 414,8 miliar pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,36 triliun.
Pendapatan tersebut berasal dari pelanggan eksternal. Rinciannya, pariwisata Rp 268,21 miliar, real estat Rp 66,51 miliar, serta perdagangan dan jasa sebesar Rp 100,65 miliar dengan eliminasi sebesar Rp 21,18 miliar.
Advertisement
Meski begitu, Perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan dan beban langsung dari Rp 657,22 miliar pada 2019, menjadi Rp 364,17 miliar pada 2020. Sehingga objek pariwisata milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu masih mencatatkan laba bruto Rp 50,01 miliar.
Perseroan menekan sejumlah beban antara lain beban penjualan dari Rp 45,34 miliar pada 2019 menjadi Rp 11,91 mliar pada 2020. Beban umum dan administrasi turun dari Rp 248,76 miliar pada 2019 menjadi Rp 206,71 miliar pada 2020.
Selain itu, perseroan mencatat penghasilan bunga turun dari Rp 23,10 miliar pada 2019 menjadi Rp 14,48 miliar pada 2020. Penghasilan lainnya susut dari Rp 17,08 miliar pada 2019 menjadi Rp 14,60 miliar pada 2020. Beban lain-lain melonjak menjadi Rp 135,91 miliar pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,26 miliar.
Dengan demikian, perseroan mencatat rugi usaha Rp 276,18 miliar pada 2020. Kondisi ini berbanding dengan tahun sebelumnya laba Rp 438,70 miliar.
Perseroan mencatat rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 392,83 miliar pada 2020 dari periode 2019 sebesar Rp 230,42 miliar.
Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 2,28 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,94 triliun. Ekuitas perseroan merosot dari Rp 21,5 triliun pada 2019 menjadi Rp 1,76 triliun pada 2020.
Dari sisi aset Pembangunan Jaya Ancol tercatat senilai Rp 4,04 triliun hingga akhir 2020. Rinciannya, Rp 464,73 merupakan aset lancar, sementara sisanya sekitar Rp 3,58 triliun merupakan aset tidak lancar. Perseroan kantongi kas Rp 333,15 miliar pada 2020.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gerak Saham PJAA
Saham PJAA naik 1,92 persen ke posisi Rp 530 per saham pada penutupan perdagangan Rabu, 2 Juni 2021. Saham PJAA dibuka stagnan ke posisi Rp 520 per saham.
Saham PJAA berada di level tertinggi Rp 535 dan terendah Rp 520 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 100 dengan nilai transaksi Rp 280,9 juta.
Â
Advertisement