Sukses

Surya Citra Media Siapkan Belanja Modal hingga Rp 450 Miliar pada 2021

Dana belanja modal PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), salah satunya digunakan untuk migrasi tv analog ke digital.

Liputan6.com, Jakarta - PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) menyiapkan belanja modal sekitar Rp 400 miliar-Rp 450 miliar pada 2021. Dana belanja modal atau capital expenditure (capex) terutama digunakan untuk belanja modal reguler dan migrasi siaran analog ke digital.

Direktur Utama PT Surya Citra Media Tbk, Sutanto Hartono menuturkan, dana belanja modal tersebut penggabungan dari belanja modal reguler dan tambahan migrasi tv analog ke digital. Belanja modal reguler Rp 150 miliar dan tambahan migrasi dari tv analog ke digital sekitar Rp 250 miliar. Perseroan akan memakai kas internal untuk belanja modal 2021.

"Belanja modal Surya Citra Media sekitar Rp 400 miliar-Rp 450 miliar," ujar dia paparan publik, Kamis (3/6/2021).

Sutanto menuturkan, pihaknya sudah mendapatkan izin penyelenggara multipleksing (MUX) di 21 provinsi sehingga dapat segera menyelenggarakan pembangunan infrastruktur digital. Apalagi dengan pengesahan UU Cipta Kerja memberikan kepastian untuk penyelenggaraan untuk TV digital yang ditenggatkan paling lama dua tahun pada 2 November 2022.

"Kami sudah dapatkan izin multiplexing di 21 provinsi. Kami dapat selengggarakan infrastruktur digital. Sebelum UU Cipta Kerja diberlakukan terjadi ketidakpastian kapan deadline migrasi. Dengan ada UU Cipta Kerja ada kepastian sehingga langsung full speed bangun infrastruktur. Sebelum switch kami sudah siap selenggarakan siaran digital di Indonesia," kata Sutanto.

Sutanto mengatakan, peran televisi masih dominan di Indonesia ke depan sehingga dapat memperkokoh posisi perseroan. Ia optimisis dengan migrasi ke tv digital seiring bakal ada euforia masyarakat dengan penggunaan teknologi high definition memberikan kenyamanan menonton.

"Nanti ada penambahan kanal-kanal dari berbagai perusahaan konten. Tetapi saya sebutkan secara paralel kembangkan untuk gaet pendapatan iklan tidak hanya televisi tetapi pendapatan iklan secara keseluruhan sehingga mengandalkan berbagai kemampuan apakah dalam bentuk penyelenggaraan event, konten, influencer melalui keberadaan dari pada content management dan juga partner platform digital," ujar dia.

Sutanto menambahkan, platform over the top (OTT) mengalami perkembangan luar biasa di Indonesia. Oleh karena itu, Surya Citra Media berkomitmen mengembangkan vidio.com dan strategi perseroan dengan tiga kekuatan membuahkan hasil.

Salah satunya, berbagai tayangan televisi perseroan telah menarik konsumsi melalui mobile device sehingga berdampak positif bagi perseroan yang memiliki platform stasiun televisi.

Selain itu, perseroan juga memiliki berbagai konten olah raga sehingga menciptakan suatu kebiasaan masyarakat untuk memakai platform vidio.

"Nonton olah raga tidak bisa ditunda. Ini sangat membantu kami menciptakan suatu habit dan viewing lifestyle untuk orang pakai platform vidio. Masyarakat Indonesia umumnya lebih menyukai kontel lokal ketimbang internasional content," ujar dia.

Di sisi lain, perusahaan memproduksi konten sendiri dengan ada Indonesia Entertainmen Group (IEG) dan Indonesia Entertainmen Produksi (IEP) sehingga menguntungkan perseroan.

"Dengan punya kekuatan perusahaan content kita kembangkan berbagai video original, kita sudah melihat hasilnya proporsi kepermisaan dari video original. Tiga strategi konten ini strategi suistanable yang menunjukkan hasil dan vidio mempertahankan posisinya. Saat ini OTT berkembang keras banyak sekali serbuan OTT global, tetapi karena masyarakat Indonesia suka konten lokal semoga kita menjadi tuan rumah di negara sendiri," kata dia.

Saat ini PT Surya Citra Media Tbk memiliki tiga fokus bisnis antara lain di media platfom, content and talent dan digital business.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Hasil RUPST

PT Surya Citra Media Tbk pun menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis, 3 Juni 2021. Dari hasil RUPST tersebut, perseroan memutuskan tidak membagikan dividen. Laba bersih akan digunakan ekspansi usaha. Perseroan mencatat laba Rp 1,14 triliun dan pendapatan Rp 5,1 triliun pada 2020.

"Tidak ada pembagian dividen. Kami anggarkan cadangan Rp 1 miliar sesuai ketentuan OJK. Sisanya untuk dipakai keperluan perusahaan dalam rangka ekspansi usaha dan kebutuhan working capital,"ujar Sutanto.

Selain itu, dalam RUPST juga tidak ada perubahan susunan komisaris dan direksi sehingga susunan komisaris dan direksi antara lain:

Susunan Komisaris:

Komisaris Utama: Alvin W.Sariaatmadja

Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen: Suryani Zaini

Komisaris Independen: Glenn M.Surya Yusuf

Komisaris: Jay Geoffrey Wacher

Susunan Direksi:

Direktur Utama: Sutanto Hartono

Direktur: Harsiwi Achmad

Direktur: Imam Sudjarwo

Direktur: Rusmiyati Djajaseputra

Direktur: David S.Suwarto

Direktur Independen: Mutia Nandika

Â