Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang Mei 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi 0,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini tak terlepas dari beberapa sentimen negatif yang terjadi.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menyebut, salah satu sentimen negatif sehingga IHSG mengalami koreksi ialah meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia.
"Pada bulan April kemarin sempat menguat tipis 0,2 persen. Namun, di bulan Mei ada beberapa sentimen negatif yang membuat adanya penurunan, sentimen yang pertama ialah perkembangan kasus Covid-19," katanya, Kamis (3/6/2021).
Advertisement
Dalam pemaparannya, Martha menyebut pada awal Februari kasus COVID-19 meningkat tajam menjadi 176 ribu. Angka tersebut sempat menurun selama beberapa minggu, sebelum kembali meningkat karena libur Idul Fitri.
"Di awal Februari itu tepatnya ada sekitar 176 ribu kasus aktif di Indonesia. Angka ini sebenarnya relatif menurun hingga pertengahan Mei dengan angka sekitar 87 ribu. Namun karena libur panjang dan meningkatnya mobilitas sehingga angka kembali naik ke 100 ribu," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kinerja Sektor Saham
Selama Mei 2021, terdapat lima sektor saham yang menguat dan 6 sektor menurun. Beberapa saham pemberat antara lain TPIA -21,3 persen, ASII -4,5 persen dan BMRI -2,8 persen.
"Kenaikan tertinggi dibukukan IDXTechno yakni 19,1 persen dan IDXInfra 3,6 persen dengan motor penggerak saham DMMX naik 101 persen, DCII 20,9 persen, TLKM 7,5 persen dan EXCL 17,7 persen. Penguatan saham telekomunikasi terjadi di tengah meningkatnya traffic saat libur lebaran," tutur dia.
Untuk sektor saham dengan performa terburuk terdapat IDXBasic karena -6,3 persen dan IDXProperty -5,8 persen merupakan indeks yang mengalami penurunan terbesar.
Beberapa saham penggeraknya adalah TPIA -21,3 persen, BRPT -10 persen, POLL -33 persen, PWON -5,7 persen. Penurunan saham BRPT dan TPIA sehubungan dengan penikan harga minyak brent yang melonjak 36 persen year to date.
Advertisement