Liputan6.com, Jakarta - Saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) menyita perhatian pada pekan ini setelah Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Anthoni Salim yang memborong saham DCII.
Saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) pun masih melanjutkan penguatan usai kabar aksi beli saham DCII yang dilakukan Anthoni Salim.
Mengutip data RTI, Sabtu (5/6/2021), saham DCII menguat 19,95 persen ke posisi Rp 23.750 per saham pada penutupan perdagangan Jumat, 4 Juni 2021. Saham DCII naik 1.550 poin ke posisi Rp 21.350 per saham pada pembukaan perdagangan.
Advertisement
Saham DCII berada di posisi tertinggi Rp 23.750 dan terendah Rp 21.350 per saham. Total frekuensi perdagangan 117 kali dengan nilai transaksi Rp 652,5 juta.
Saham DCII lanjutkan penguatan setelah pengumuman perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) seiring laporan kepemilikan saham perusahaan terbuka pada Kamis, 3 Juni 2021.
Anthoni Salim menambah kepemilikan saham DCII dari 3,03 persen menjadi 11,12 persen pada 31 Mei 2021. Ia membeli saham DCII sebanyak 192.740.012 lembar saham dengan harga pembelian Rp 5.277 per saham. Total nilai pembelian saham DCII sebanyak Rp 1,01 triliun.
"Tujuan dari transaksi investasi di bidang teknologi,” demikian mengutip dari keterbukaan informasi BEI.
Sementara itu, terdapat tiga pemilik saham yang menjual saham DCII. Pertama terdapat Djarot Subiarto dengan melepas seluruh kepemilikan sahamnya sebanyak 18,66 juta saham.
Lalu terdapat Marina Budiman yang melepas 89,58 juta saham DCII. Dengan penjualan ini, saham yang dimiliki Marina turun menjadi 22,51 persen dari 26,27 persen.
Selanjutnya terdapat Han Arming Hanafia yang melepas 56,18 juta saham miliknya. Dengan ini, sahamnya tercatat turun menjadi 14,11 persen dari yang sebelumnya sebesar 16,47 persen.
Kali ini Liputan6.com merangkum sejumlah hal yang terkait saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) dikutip dari berbagai sumber:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
1.Saham DCII Melonjak 5.554,76 Persen
Saham DCII naik 5.554,76 persen sepanjang tahun berjalan 2021. Saham DCII sentuh posisi Rp 23.750 per saham.
Pada periode berjalan 2021, saham DCII berada di posisi tertinggi Rp 23.750 dan terendah Rp 525 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 9.657 kali dengan nilai transaksi Rp 3,1 triliun. Kapitalisasi pasar saham tercatat Rp 56,61 triliun.
Pada pekan ini tepatnya 31 Mei-4 Juni 2021, saham DCII naik 106,97 persen ke posisi Rp 23.750 per saham. Saham DCII memimpin di antara 10 saham top gainers pada pekan ini. Selama sepekan, saham DCII sempat berada di posisi terendah Rp 11.375 dan tertinggi Rp 23.750 per saham. Total frekuensi perdagangan 472 kali dengan nilai transaksi Rp 1 triliun.
Adapun price earning ratio (PER) DCII mencapai 293,21 kali. PER merupakan rasio yang menggambarkan harga saham sebuah perusahaan dibandingkan dengan keuntungan atau laba yang dihasilkan perusahaan tersebut (EPS). Mengutip laman MOST, Jika PER lebih kecil dari rata-rata emiten lainnya dalam industri sejenis, harga perusahaan dianggap relatif lebih murah.
Sementara itu, earning per share (EPS) DCII tercatat 81. EPS adalah laba perusahaan yang dibagi per lembar saham. Semakin meningkat nilai EPS dari tahun ke tahun, perusahaan tersebut semakin baik karena laba perusahaan meningkat, serta perusahaan dapat dikatakan bertumbuh.
Return on asset (ROA) DCII tercatat 7,4 persen dan return on equity (ROE) 20,92 persen per 31 Maret 2021. Adapun saham dengan ROE yang tinggi, return saham terhadap modal dinilai tinggi.
Semakin tinggi ROE, perusahaan tersebut semakin baik. Cara menganalisis ROE dengan membandingkan ROE pada perusahaan dalam industri sejenis.
Advertisement
2. Catat Saham di BEI pada 6 Januari 2021
PT DCI Indonesia Tbk mencatatkan saham perdana dengan kode saham DCII di papan pengembangan sebanyak 2.383.745.900 saham. Jumlah saham itu terdiri dari saham pendiri 2.026.184.000 saham dan penawaran umum saham 357.561.900 saham dengan nilai nominal Rp 125.
Harga penawaran saham perdana Rp 420 per saham. Total dana yang diraup dari IPO sekitar Rp 150,17 miliar. Dana hasil IPO antara lain 80 persen untuk belanja modal perserpan dan sisanya untuk modal kerja.
Rincian pemakaian dana IPO antara lain untuk belanja modal berupa low voltage panel sebanyak 51 unit untuk elektrikanl pusat data ke-empat perseroan dengane estimasi biaya Rp 67,28 miliar yang akan digunakan pada 2021. Selain itu, genset sebanyak sebanyak enam unit untuk elektrikal fase 1 dan akan digunakan pada 2021. Sisanya modal kerja mencakup biaya operasional perseroan.
Setelah penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO), pemegang saham perseroan antara lain DCI International Holding Pte Ltd sebesar 84,99 persen, Gunawaran Tenggarahardja sebesar 0,004 persen dan masyarakat 15 persen.
3.Alasan IPO
CEO PT DCI Indonesia Tbk, Toto Sugiri menuturkan, langkah perseroan masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO merupakan bagian dari strategi perseroan. Kinerja perusahaan hingga Desember 2020 mencatat pertumbuhan pendapatan yang positif.
Toto optimistis dengan prospek bisnis data center yang digeluti perseroan di tengah pertumbuhan ekonomi digital Indonesia sedang melesat.
Selain itu, teknologi cloud yang tumbuh secara eksponensial, yang telah mendorong permintaan terhadap fasilitas data center hyperscale di Indonesia.
Ia menuturkan, pasar data center ini diperkirakan memiliki total kapasitas 72,5 MW sampai akhir 2020. Menurut proyeksi structure research akan terus bertumbuh dengan CAGR sebesar 22,3 persen selama lima tahun ke depan.
"Bahkan hingga hari ini kami terus merasakan permintaan pasar yang kuat dari pelanggan lokal maupun pelaku bisnis global yang ingin memasuki pasar Indonesia,” ujar dia dikutip dari keterangan tertulis pada 6 Januari 2021.
Pada kuartal I 2021, perseroan akan operasikan empat gedung data cender dengan kapasitas 37 MW untuk memenuhi permintaan pasar di Indonesia.
"Hal ini memberi kami landasan yang kuat untuk mengembangkan bisnis mendukung kesiapan data center Indonesia hadapi persaingan ekonomi digital Asia Tenggara yang berkembang pesat di masa mendatang,” kata dia.
Advertisement
4.Sekilas Terkait PT DCI Indonesia Tbk
PT DCI Indonesia didirikan pada 2011, dan beroperasi sejak 2013. Perseroan bergerak sebagai penyedia jasa aktivitas penyimpanan data di server atau hosting dan aktivitas terkait lainnya. Hal ini mencakup usaha jasa pelayanan yang berkaitan dengan penyediaan infrastruktur hosting.
Mengutip prospektus IPO perseroan, layanan jasa utama yang disediakan perseroan yaitu berupa layanan ruang pusat data (collocation), berupa penyediaan tempat untuk menyimpan dan menitipkan server yang dimiliki oleh pelanggan dengan standar keamanan fisik dan tingkat layanan infrastruktur mencakup ketersediaan listrik, tingkat temperature dan kelembaban ruangan.
Perseroan memiliki empat pusat data. Pusat data keempat diperkirakan selesai kuartal I 2021 dengan kapasitas mencapai hingga 15 MW.
Dalam materi paparan publik yang disampaikan ke BEI, PT DCI Indonesia berdiri sebagai pusat data Tier IV pertama di Asia Tenggara. Perseroan merupakan market leader dengan total kapasitas 37 MW, 51 persen dari pangsa pasar data center collocation di Indonesia
5. Kinerja Keuangan Kuartal I 2021
PT DCI Indonesia Tbk mencatat pendapatan Rp 171,50 miliar selama tiga bulan pertama 2021. Realisasi pendapatan itu tumbuh 24,56 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 137,68 miliar. Beban pokok pendapatan naik dari Rp 62,55 miliar pada kuartal I-2020 menjadi Rp 76,09 miliar pada kuartal I-2021.
Dengan demikian, laba bruto naik 27,01 persen dari Rp 75,12 miliar pada kuartal I-2020 menjadi Rp 95,41 miliar pada kuartal I-2021. Laba usaha perseroan naik 33 persen menjadi Rp 82,45 miliar selama kuartal I-2021. Perseroan mencatat laba tahun berjalan Rp 48,05 miliar pada kuartal I-2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 31,08 miliar.
Total liabilitas tercatat Rp 1,67 triliun pada kuartal I-2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 1,71 triliun. Ekuitas tercatat Rp 918,14 miliar pada kuartal I-2021 dari periode Desember 2020 sebesar Rp 719,91 miliar. Total aset perseroan naik menjadi Rp 2,59 triliun pada kuartal I-2021. Perseroan kantongi kas dan setara kas sebesar Rp 138,06 miliar selama tiga bulan pertama 2021.
Advertisement