Sukses

Genjot Produksi Batu Bara, Begini Strategi Harum Energy

PT Harum Energy Tbk (HRUM) targetkan produksi batu bara 3,5 juta ton pada 2021.

Liputan6.com, Jakarta - PT Harum Energy Tbk (HRUM) optimistis mampu produksi 3,5 juta ton batu bara sepanjang 2021. Sejalan dengan hal ini, perseroan telah menyiapkan sejumlah strategi salah satunya mempertahankan margin operasional.

"Kami akan meningkatkan efisiensi di seluruh rantai logistik dan mengendalikan biaya produksi antara lain melalui optimalisasi rasio pengupasan dan volume produksi, terutama di tengah kondisi pasar yang lemah," kata Direktur Utama Harum Energy, Ray A. Gunara secara virtual, Selasa (8/6/2021).

Perseroan juga akan memperkuat aktivitas penjualan dan pemasaran. Untuk hal ini perseroan memiliki dua langkah utama yakni memanfaatkan momentum harga yang positif untuk meningkatkan produksi serta mencari pasar atau pelanggan baru untuk meningkatkan penjualan dan perolehan harga yang maksimal.

"Selanjutnya, kami akan menjaga profil keuangan yang kuat dan good corporate governance dengan mempertahankan kebijakan keuangan yang konservatif dengan mengoptimalkan posisi likuiditas," ujar Ray.

Hal terakhir yang menjadi strategi usaha ialah mengembangkan peluang diversifikasi, yakni dengan memanfaatkan likuiditas perseroan untuk melakukan akuisisi strategis.

"Melakukan diversifikasi usaha untuk mengurangi ketergantungan terhadap industri tertentu, dan mencari alternatif sumber pertumbuhan usaha yang berkelanjutan," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Belanja Modal Harum Energy

Sebelumnya, PT Harum Energy Tbk (HRUM) bakal alokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar USD 8,2 juta di luar rencana investasi saham.

"Rencana belanja modal 2021 di luar rencana investasi saham yaitu USD 8,2 juta yang antara lain digunakan untuk perkembangan properti pertambangan yaitu kurang lebih 40 persen," kata Direktur Utama Harum Energy, Ray A. Gunara secara virtual, Selasa, 8 Juni 2021.

Selain itu, anggaran belanja modal 2021 juga akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur sebesar 21 persen, pembelian alat berat 18 persen, pemeliharaan kapal tunda dan tongkang 16 persen.

"Sisanya akan digunakan untuk kendaraan, peralataan dan perlengkapan," ujar Ray.

Hingga 31 Maret 2021, belanja modal yang sudah direalisasikan yakni sebesar USD 1,6 juta. Angka yang digelontorkan digunakan untuk penambahan properti pertambangan di MSJ.

"Sudah direalisasikan sampai 31 Maret 2021 sebesar USD 1,6 juta untuk penambahan properti pertambangan di MSJ, pemeliharaan kapal tunda dan tongkang dan pembelian kendaraan," tuturnya.

Tak hanya itu, perusahaan di sektor pertambangan ini juga memiliki target produksi batu bara sebesar 3,5 juta ton dan target strip ratio sepanjang 2021 yakni 10,5X. "Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun 2020 yakni 2,8 juta," tegas Ray.