Sukses

Jajaki Bisnis Kendaraan Listrik, NFCX Gandeng SiCepat Bikin Perusahaan Patungan

Melalui platform digital NFC Indonesia, memungkinkan pengguna untuk mengelola kendaraan listrik dan penggunaan baterai terkait.

Liputan6.com, Jakarta - PT NFC Indonesia Tbk (NFCX), anak perusahaan PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) menggandeng PT SiCepat Expres Indonesia untuk memasuki bisnis electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik.

Salah satu langkah dilakukan dengan membentuk perusahaan patungan (JV), PT Energi Selalu Baru (ESB). Perusahaan patungan ini fokus pada distribusi sepeda motor listrik, penukaran baterai dan berbagai layanan pendukungnya.

PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) dan PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) akan memiliki saham minoritas di ESB dengan menyediakan dukungan komersial, infrastruktur dan ekosistem. ESB juga akan memiliki saham mayoritas di perusahaan manufaktur EV, PT Volta Indonesia Semesta.

ESB bertujuan meningkatkan penyerapan dan penerimaan pengurusan EV di Indonesia dengan menyediakan distribusi sepeda motor listrik yang seamless dan layanan penukaran baterai  diberdayakan oleh platform digital dan teknologi internet of things.

Volta akan menjadi rumah produksi utama sepeda motor listrik untuk ESB dengan NFCX menyediakan dan mengelola platform digital untuk registrasi dan pengelolaan kendaraan, pembayaran dan rewards.

ESB akan memanfaatkan kemampuan logistik serta jaringan SiCepat dan TFAS untuk merencanakan dan menyebarkan stasiun penukaran baterai. Ekspansi jaringan penukaran baterai ini akan menggunakan jaringan toko ritel DMMX yang luas di seluruh Indonesia.

Presiden Direktur NFCX, Abraham Theofilus menuturkan, pihaknya menyadari value proposition dari Indonesia yang lebih hijau dilatarbelakangi oleh populasi yang lebih peduli lingkungan. Melalui platform digital perseroan memungkinkan pengguna untuk mengelola kendaraan listriknya dan penggunaan baterai terkait.

"NFCX dengan senang hati memimpin kemajuan grup ke pasar EV Indonesia yang menjanjikan. Kami berusaha untuk meredakan keraguan yang berkaitan dengan adopsi EV terutama perihal jarak tempuh dan frekuensi penggunaan,” kata dia dikutip dari keterbukaan informasi BEI, ditulis Kamis (10/6/2021).

Dalam prosesnya, NFCX akan secara bertahap memperkenalkan mekanisme loyalitas dalam platform digital yang akan memberi reward kepada pengguna sepeda motor listrik.

Sementara itu, CEO SiCepat The Kim Hai mengatakan, pihaknya mengharapkan dengan teknologi baterai yang meningkat seiring berjalannya waktu, praktik ramah lingkungan dalam industri transportasi/logistik akan menjadi semakin terjangkau dan ekonomis.

Pada tahap I, perseroan akan menambahkan sekitar 5.000 sepeda motor listrik ke ESB ke dalam armada dan akan terus menambahkan sepeda motor listrik untuk mendukung upaya pemerintah menuju Indonesia lebih hijau.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Pengembangan Motor Listrik

Selain itu, Direktur Volta Wilty Awan menuturkan, pihaknya senang dapat bermitra dengan NFCX dan berbagai perusahaan teknologi afiliasi dalam grup MCAS untuk membawa adopsi EV di Indonesia ke level selanjutnya.

Dengan kapabilitas teknologi grup MCAS dan jaringan mitra yang luas, pihaknya percaya dapat mengembangkan secara pesat kesadaran, penerimaan dan aksebilitas EV ke pasar massal.

“Dengan hal tersebut, kami dapat membawa layanan pruna jual Volta yang sangat baik kepada pelanggan kami dengan kenyamanan bernilai tambah yang diberikan oleh platform digital NFCX,” kata dia.

Saat ini, sepeda motor listrik perseroan sudah dalam pengujian beta dengan lembaga pemerintahan dan beberapa perusahaan swasta. Sepeda motor listrik dan fasilitas pendukungnya ini diharapkan dapat dibuka untuk akses pasar massal pada akhir paruh kedua 2021. 

Sepeda motor listrik perseroan akan hadir dengan beberapa model harga untuk penukaran baterai yang akan memenuhi kebutuhan pengendara dengan frekuensi sering (frequent), tidak sering (non-frequent), jarak jauh, dan jarak pendek.

Hal ini menandai langkah awal Grup dalam memasuki pasar EV Indonesia yang menjanjikan dan diprediksi untuk tumbuh bersamaan dengan upaya pemerintah dalam mengembangkan industri EV yang terintegrasi.

Dilengkapi dengan sumber daya alam (nikel, kobalt, dan tembaga), Indonesia telah secara aktif menggaet berbagai perusahaan asing untuk bermitra guna meningkatkan rantai nilai terkait produksi baterai EV. Pemerintahan Jokowi menargetkan untuk memiliki 374 ribu mobil listrik, 11,8 juta motor listrik, 6 ribu unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan 17 ribu Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) pada 2025.

Pada 2030, angka ini diharapkan bertumbuh menjadi 2,2 juta unit untuk mobil listrik, 13 juta unit untuk motor listrik, 32 ribu unit untuk SPKLU dan 67 ribu unit untuk SPBKLU.

Selain itu, menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia, Indonesia bertujuan untuk meningkatkan investasi di sektor baterai EV menjadi USD 35 miliar pada 2033.