Sukses

Wall Street Kompak Menguat, Investor Abaikan Data Inflasi AS

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,5 persen ke rekor penutupan tertinggi di 4.239,18.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan Kamis, 10 Juni 2021. Indeks S&P 500 naik ke level tertinggi sepanjang masa seiring investor mengabaikan laporan inflasi utama yang menunjukkan kenaikan tekanan harga yang lebih besar dari perkiraan.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,5 persen ke rekor penutupan tertinggi di 4.239,18. Indeks S&P 500 juga mencapai rekor intraday di posisi 4.249,74, melampaui level tertinggi pada 7 Mei 2021 setelah pasar diperdagangkan sideway selama sebulan.

Indeks Dow Jones naik 19,10 poin atau kurang dari 0,1 persen menjadi 34.466,24. Indeks Nasdaq naik 0,8 persen menjadi 14.020,33.

Harga konsumen untuk Mei berakselerasi pada laju tercepat sejak musim panas 2008 di tengah pemulihan ekonomi dari resesi yang dipicu pandemi COVID-19.

Indeks harga konsumen atau inflasi yang mewakilii makanan, energi, bahan makanan dan harga barang naik lima persen dari tahun lalu. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones telah mengharapkan kenaikan 4,7 persen.

"Saya pikir ada banyak orang yang menahan diri, yang ingin melihat angka inflasi yang lebih panas,” ujar Jim Cramer dari CNBC, dilansir Jumat (11/6/2021).

Kekhawatiran lonjakan inflasi telah membebani wall street pada bulan lalu. Investor khawatir lonjakan harga akan menaikkan biaya bagi perusahaan memicu kenaikan suku bunga dan menyebabkan the Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat menghapus kebijakan kelonggaran moneternya.

"CPI ini tidak akan mengubah narasi secara dramatis, dan masih ada indikasi bahwa momentum inflasi akan mereda dalam beberapa bulan mendatang,” ujar Pendiri Vital Knowledge, Adam Crisafulli dilansir dari CNBC.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Klaim Pengangguran Meningkat

Banyak ekonom juga mengatakan lonjakan biaya mobil bekas dapat mencondongkan pembacaan inflasi.. Harga mobil dan truk bekas melonjak lebih dari 7 persen.

Lonjakan harga mobil bekas kemungkinan mencerminkan fenomena sementara terkait pandemi COVID-19 dan pasokan mobil.

Sebuah laporan terpisah yang dirilis pada Kamis pekan ini menunjukkan klaim pengangguran untuk pekan terakhir 5 Juni mencapai 376.000. Angka ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan Dow Jones mencapai 370.000. Jumlah tersebut masih menjadi yang terendah pada era pandemi COVID-19.

Di sisi lain, saham UPS naik sekitar 1 persen setelah kenaikan dari JPMorgan. Saham Boeing menguat, tetapi Delta Airlines tergelincir.

Sementara itu, saham ritel video game dan meme GameStop turun 27 persen bahkan setelah perusahaan menunjuk mantan eksekutif Amazon Matt Furlong untuk menjadi CEO berikutnya dan mengatakan penjualan naik 25 persen pada kuartal terakhir. Perusahaan juga menyatakan akan menjual hingga 5 juta saham tambahan.