Liputan6.com, Jakarta - Saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) mencatatkan lonjakan saham yang signifikan sepanjang tahun berjalan 2021. Bahkan, kinerja saham DCII mengalahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Mengutip data RTI, saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) naik 10.185,71 persen sepanjang tahun berjalan 2021. Saham DCII bahkan memimpin kenaikan harga saham di antara top gainers atau alami kenaikan tajam. Saham DCII naik 10.185,71 persen ke posisi Rp 43.200 per saham. Kapitalisasi pasar sahamnya pun sudah menyentuh Rp 102,98 triliun.
Baca Juga
Saham DCII berada di posisi terendah Rp 525 dan tertinggi Rp 49.200. Saham DCII ditransaksikan sebanyak 12.607 kali dengan nilai transaksi harian saham Rp 3,2 triliun. Volume perdagangan saham tercatat 2.371.895.461.
Advertisement
Bila melihat dari rasio keuangan, saham DCII memiliki earning per share (EPS) 81 dan price earning ratio (PER) 533,33 kali. Sementara itu, return on equity (ROE) tercatat 20,92 persen dan return on asset (ROA) mencapai 7.40. Sedangkan dari sisi debt equity to ratio (DER) mencapai 182,51.
Kenaikan saham DCII ini turut menyumbang lonjakan sektor saham IDX Sector Technology. Tercatat IDX Sector Technology mencapai 627,64 persen secara year to date. IDX Sector Technology berada di posisi 8.104.
Saham DCII sudah mencapai Rp 43.200 per saham, dan naik signifikan dibandingkan harga perdana Rp 420 per saham. Pada pencatatan perdana 6 Januari 2021, saham DCII dibuka naik 105 poin ke posisi Rp 525 per saham.
Performa saham DCII ini mengalahkan kinerja IHSG. Pertumbuhan IHSG hanya 1,95 persen ke posisi 6.095 pada perdagangan Jumat, 11 Juni 2021.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pendatang Baru di BEI
PT DCI Indonesia Tbk, salah satu pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan  mencatatkan saham di papan pengembangan BEI pada 6 Januari 2021. Jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 2.383.745.900 saham. Jumlah saham itu terdiri dari saham pendiri 2.026.184.000 saham dan penawaran umum saham 357.561.900 saham dengan nilai nominal Rp 125.
Harga penawaran saham perdana Rp 420 per saham. Total dana yang diraup dari IPO sekitar Rp 150,17 miliar. Dana hasil IPO antara lain 80 persen untuk belanja modal perserpan dan sisanya untuk modal kerja.
Rincian pemakaian dana IPO antara lain untuk belanja modal berupa low voltage panel sebanyak 51 unit untuk elektrikanl pusat data ke-empat perseroan dengane estimasi biaya Rp 67,28 miliar yang akan digunakan pada 2021. Selain itu, genset sebanyak sebanyak enam unit untuk elektrikal fase 1 dan akan digunakan pada 2021. Sisanya modal kerja mencakup biaya operasional perseroan.
Setelah penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO), pemegang saham perseroan antara lain DCI International Holding Pte Ltd sebesar 84,99 persen, Gunawaran Tenggarahardja sebesar 0,004 persen dan masyarakat 15 persen.
Â
Advertisement
Sekilas DCI Indonesia
Sebelumnya, PT DCI Indonesia didirikan pada 2011, dan beroperasi sejak 2013. Perseroan bergerak sebagai penyedia jasa aktivitas penyimpanan data di server atau hosting dan aktivitas terkait lainnya. Hal ini mencakup usaha jasa pelayanan yang berkaitan dengan penyediaan infrastruktur hosting.
Mengutip prospektus IPO perseroan, layanan jasa utama yang disediakan perseroan yaitu berupa layanan ruang pusat data (collocation), berupa penyediaan tempat untuk menyimpan dan menitipkan server yang dimiliki oleh pelanggan dengan standar keamanan fisik dan tingkat layanan infrastruktur mencakup ketersediaan listrik, tingkat temperature dan kelembaban ruangan.
Perseroan memiliki empat pusat data. Pusat data keempat diperkirakan selesai kuartal I 2021 dengan kapasitas mencapai hingga 15 MW.
Dalam materi paparan publik yang disampaikan ke BEI, PT DCI Indonesia berdiri sebagai pusat data Tier IV pertama di Asia Tenggara. Perseroan merupakan market leader dengan total kapasitas 37 MW, 51 persen dari pangsa pasar data center collocation di Indonesia.