Sukses

Wall Street Bervariasi, Indeks Nasdaq dan S&P 500 Cetak Rekor Baru

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq naik 0,7 persen ke posisi tertinggi 14.174,14.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Senin, 14 Juni 2021. Indeks Nasdaq dan S&P 500 cetak rekor baru. Investor merotasi portofolio saham menjadi saham berorientasi pada pertumbuhan jelang pertemuan the Federal Reserve atau the Fed.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq naik 0,7 persen ke posisi tertinggi 14.174,14. Indeks S&P 500 menguat 0,2 persen ke posisi 4.255,15 yang didorong sektor saham teknologi. Indeks Dow Jones tergelincir 85,85 poin atau 0,3 persen ke posisi 34.393,75.

Investor memberikan kesempatan untuk saham teknologi dan berorientasi pada pertumbuhan seiring imbal hasil obligasi AS turun. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun melemah di bawah 1,43 persen, ke posisi terendah dalam tiga bulan pada Jumat pekan lalu.

Cathie Wood’s Ark Innovation, salah satu ETF naik 6 persen pada pekan lalu. ETF ini naik 1,9 persen pada awal pekan seiring imbal hasil surat berharga AS naik 1,5 persen.

Di sisi lain, saham Apple dan Netflix menguat lebih dari dua persen. Demikian juga saham Amazon, Microsoft dan Facebook alami kenaikan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Harga Bitcoin Kembali Pulih

Didorong sentimen uang kripto, CEO Tesla Elon Musk mengatakan, perseroan akan kembali memakai transaksi bitcoin. Hal ini setelah energi ramah lingkungan bisa digunakan penambang.

Harga bitcoin kembali pulih di atas USD 40.000 pada Senin pekan ini. Saham Tesla, pemegang terbesar bitcoin naik hampir 1,3 persen.

"Kinerja pasar saham seperti pola historis, terutama tendensi pada Juni perdagangan cenderung sepi. Pasar saham berpotensi berlanjut dipengaruhi the Fed dan inflasi,” ujar Direktur Pelaksana E-Trade Financial, Chris Larkin, dilansir dari CNBC, Selasa (15/6/2021).

3 dari 3 halaman

Hasil Pertemuan The Fed Ditunggu Pasar

Pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) akan pengaruhi sikap investor pada pekan ini. Meski pun bank sentral AS diharapkan tidak mengambil aksi, tetapi perkiraan suku bunga, inflasi dan ekonomi dapat mempengaruhi pasar.

The Federal Reserve atau the Fed kemungkinan dapat menaikkan prediksi suku bunga setelah kuartal lalu menyatakan akan pertahankan suku bunga dekati nol hingga 2023.

Pimpinan the Fed Jerome Powell akan berbicara kepada media setelah bank sentral keluarkan pernyataan pada Rabu pekan ini. Pelaku pasar akan mengurai komentar Powell untuk mendapatkan petunjuk kapan mulai mengakhiri pembelian aset secara agresif terutama setelah inflasi yang lebih panas.

Miliarder Paul Tudor Jones mengatakan, pertemuan the Fed pekan ini dapat menjadi momen penting bagi karier Powell. Ia mempengaringatkan pimpinan the Fed dapat memicu aksi jual aset, jika dia tidak memberikan signal baik mengenai taper tantrum.

"Jika mereka benar, jika mereka berkata, kami mendapatkan data yang yang masuk. Kami telah selesaikan misi dan sedang dalam perjalanan yang sangat cepat untuk menyelesaikan misi kami dalam pekerjaan, maka dapat menjadi taper tantrum. Anda akan mendapatkan aksi jual di fixed income dan koreksi di saham,” kata dia.