Sukses

Harga Saham DCII Meroket 13.947 Persen dalam 6 Bulan

Saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) naik 17,41 persen ke posisi Rp 59.000 per saham pada penutupan perdagangan Rabu, 16 Juni 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka penghentian sementara perdagangan (suspensi) saham PT DCI Indonesia Tbk  (DCII) atau saham DCII pada perdagangan Rabu, 16 Juni 2021.

BEI suspensi saham DCII selama sehari pada Selasa, 15 Juni 2021 dalam rangka cooling down. Hal ini seiring lonjakan harga saham DCII. Pada pekan 7-11 Juni 2021, saham DCII naik 81,89 persen. Saham DCII sempat berada di posisi tertinggi 49.200 dan terendah 23.800 per saham. Saham DCII ditransaksikan sebanyak 2.950 kali dengan nilai transaksi Rp 22,4 miliar.

Setelah suspensi dibuka, saham DCII melonjak siginifikan. Saham DCII sempat melambung 20 persen dan sentuh posisi tertinggi Rp 60.300 per saham.

Mengutip data RTI, saham DCII naik 17,41 persen ke posisi Rp 59.000 per saham pada penutupan perdagangan Rabu, 16 Juni 2021. Saham DCII dibuka naik 250 poin ke posisi Rp 50.500 per saham. Saham DCII berada di posisi tertinggi Rp 60.300 dan terendah Rp 50.250 per saham.

Dalam waktu enam bulan, saham DCII sudah meroket 13.947 persen.  Saham DCII melonjak ke posisi Rp 59.000 pada penutupan perdagangan, Rabu, 16 Juni 2021. Saham DCII sempat di posisi tertinggi Rp 60.300 dan terendah Rp 50.250 per saham.

Total frekuensi perdagangan 59.383 dengan total frekuensi perdagangan 14.714 kali dengan nilai transaksi Rp 3,2 triliun. Volume perdagangan 2.372.263.261.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Pendatang Baru di BEI

Saham DCII merupakan pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT DCI Indonesia Tbk mencatatkan saham perdana pada 6 Januari 2021.

PT DCI Indonesia Tbk mencatatkan saham perdana dengan kode saham DCII di papan pengembangan sebanyak 2.383.745.900 saham. Jumlah saham itu terdiri dari saham pendiri 2.026.184.000 saham dan penawaran umum saham 357.561.900 saham dengan nilai nominal Rp 125.

Harga penawaran saham perdana Rp 420 per saham. Total dana yang diraup dari IPO sekitar Rp 150,17 miliar. Dana hasil IPO antara lain 80 persen untuk belanja modal perserpan dan sisanya untuk modal kerja.

Rincian pemakaian dana IPO antara lain untuk belanja modal berupa low voltage panel sebanyak 51 unit untuk elektrikanl pusat data ke-empat perseroan dengane estimasi biaya Rp 67,28 miliar yang akan digunakan pada 2021. Selain itu, genset sebanyak sebanyak enam unit untuk elektrikal fase 1 dan akan digunakan pada 2021. Sisanya modal kerja mencakup biaya operasional perseroan.