Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menghentikan sementara perdagangan (suspensi) saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) seiring terjadinya peningkatan harga saham DCII yang kumulatif naik signifikan.
Meningkat hingga 13.947 persen sepanjang tahun berjalan 2021, masih menarikkah saham DCII dibeli investor saat ini? Menanggapi hal tersebut, Pengamat Pasar Modal dan Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menegaskan, harga saham DCIIÂ saat ini sudah terlalu mahal.
"Saat ini harganya sudah terlalu mahal. Jadi investor harus hati-hati. Jadi kalau saya lihat tunggu dulu ya, jangan main beli saja," katanya kepada Liputan6.com, ditulis Sabtu (19/6/2021).
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu, Hans juga menegaskan bila investor harus melihat kinerja fundamental perusahaan secara menyeluruh. Bandingkan apakah nilai valuasinya mahal atau tidak.
"Iya sebenarnya kalau market cap besar harapannya bobot di indeks gede kemudian bisa masuk LQ 45. Kalau itu terjadi ada institusi yang akan beli perusahaan itu, sehingga harganya naik," ujarnya.
Saat disinggung kenaikan market cap atau kapitalisasi pasar yang terjadi pada perseroan akan mempengaruhi jumlah saham, Hans mengaku bila hal tersebut tidaklah benar.
Ia menuturkan bila market cap ialah perkalian antara harga dengan jumlah saham yang beredar. Â "Karena yang naik banyak biasanya akan turun cepet juga, jadi harus diperhatikan sekali," tuturnya.
Berdasarkan data RTI, Â kapitalisasi pasar saham DCII mencapai Rp 140,64 triliun. Sementara itu, price earning ratio (PER) saham DCII mencapai 728,40 kali. Earning per share (EPS) tercatat 81. DER Perseroan tercatat 1,83 kali. ROA dan ROE masing-masing tercatat 7,4 persen dan 20,92 persen.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Dua Faktor Ini Bikin Harga Saham DCII Melambung
Sebelumnya, perdagangan saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) harus dihentikan sementara oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis 17 Juni 2021, karena peningkatan harga saham DCII yang kumulatif naik signifikan.
Melihat hal ini, Pengamat Pasar Modal dan Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menuturkan, terdapat dua faktor utama kenaikan harga saham DCII secara signifikan.
"Iya kemarin Salim Group (Anthoni Salim-red) melakukan pembelian, jadi pembelian itu memberikan sentimen positif juga pada saham DCII," kata Hans kepada Liputan6.com, Jumat, 18 Juni 2021.
Tak hanya itu, faktor lain yang membuat peningkatan harga DCII melonjak tajam ialah, pemikiran masyarakat akan kebutuhan teknologi pada masa mendatang. Hal ini menjadi faktor pendorong meningkatnya saham teknologi.
"Kedua, saham teknologi ini memang dipikirkan investor sebagai salah satu sektor yang dibutuhkan di masa yang akan datang," ujarnya.
Sebagai perusahaan data center, DCII dinilai akan semakin berkembang seiring dengan kebutuhan teknologi yang ada saat ini. Terlebih, pilihan investor pada saham teknologi tidaklah banyak.
"Karena DCII ini data center ya, data center ini sendirikan sangat dibutuhkan, jadi cenderung meningkat. Jadi memang dia salah satu saham teknologi, di Indonesia sendiri masih belum banyak saham teknologi," tuturnya.
Mengutip data RTI, saham DCII naik 17,41 persen ke posisi Rp 59.000 per saham pada penutupan perdagangan Rabu, 16 Juni 2021. Saham DCII dibuka naik 250 poin ke posisi Rp 50.500 per saham. Saham DCII berada di posisi tertinggi Rp 60.300 dan terendah Rp 50.250 per saham.
Total frekuensi perdagangan 906 kali dengan volume perdagangan 1.720. Nilai transaksi harian saham Rp 10,2 miliar. Kapitalisasi pasar saham DCII mencapai Rp 140,64 triliun.
Sepanjang tahun berjalan 2021, saham DCII sudah melambung 13.947 persen. Saham DCII berada di posisi terendah Rp 525 dan tertinggi Rp 60.300. Total frekuensi perdagangan 14.714 kali dengan nilai transaksi Rp 3,2 triliun
Â
Advertisement