Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di dua zona pada perdagangan Senin, (28/6/2021). Investor asing melakukan aksi jual saham pada awal pekan ini.
Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,12 persen ke posisi 6.015,27. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG naik tipis 0,03 persen ke posisi 6.024. Indeks saham LQ45 melemah 0,30 persen ke posisi 851,55. Indeks saham acuan bervariasi.
Baca Juga
Sebanyak 177 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Namun, 136 saham melemah sehingga menekan IHSG. 175 saham diam di tempat. Awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.028,02 dan terendah 6.014,77.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 72.196 kali dengan volume perdagangan 1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 653 miliar. Investor asing jual saham Rp 63,67 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran Rp 14.397.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat dan melemah. Sektor saham IDXHealth naik 1,85 persen, dan catat penguatan terbesar.
Diikuti sektor saham IDXEnergy mendaki 0,16 persen dan sektor saham IDXBasic mendaki 0,10 persen. Sementara itu, sektor saham IDXProperty melemah 0,88 persen, sektor saham IDXTrans susut 0,67 persen dan sektor saham IDXFinance melemah 0,73 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Top Gainers dan Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
-Saham BIMA naik 27,21 persen
-Saham GLVA naik 17,88 persen
-Saham SRAJ naik 13,71 persen
-Saham IGAR naik 13,64 persen
-Saham KBLV naik 11,11 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham RONY melemah 6,96 persen
-Saham BBHI melemah 6,85 persen
-Saham JAST melemah 6,85 persen
-Saham BIKA melemah 6,85 persen
-Saham MLPT melemah 6,83 persen
Advertisement
Aksi Investor Asing
Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:
-Saham KLBF senilai Rp 4,6 miliar
-Saham AMRT senilai Rp 3,6 miliar
-Saham BMRI senilai Rp 1,8 miliar
-Saham TBIG senilai Rp 861 juta
-Saham JAST senilai Rp 285,4 juta
Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:
-Saham ASII senilai Rp 12,7 miliar
-Saham BBCA senilai Rp 12,6 miliar
-Saham BBRI senilai Rp 5,7 miliar
-Saham ADRO senilai Rp 5,1 miliar
-Saham EXCL senilai Rp 2,9 miliar
Bursa Saham Asia
Bursa saham Asia sebagian besar melemah. Indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,29 persen, indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,09 persen, dan indeks saham Shanghai tergelincir 0,16 persen. Sementara itu, indeks saham Singapura naik 0,21 persen, dan indeks saham Taiwan menguat 0,07 persen.
Sebelumnya laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan saham Senin, 28 Juni 2021. Lonjakan kasus COVID-19 akan menekan laju IHSG.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada menuturkan, kasus COVID-19 kembali cetak rekor menjadi sentimen negatif di pasar saham. Pelaku pasar akan merespons negatif, menurut Reza lantaran dampak penambahan kasus COVID-19 menimbulkan kekhawatiran penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang lebih ketat.
"Dampak secara langsung ada. Pasar bisa merespons sentimen yang ada. Penambahan jumlah kasus COVID-19 akan memberikan sentimen negatif di pasar,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Senin pekan ini.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 di Indonesia melaporkan penambahan 21.342 kasus baru COVID-19 di Indonesia pada Minggu, 27 Juni 2021. Dengan demikian kasus harian COVID-19 menjadi 2.115.304 kasus.
Mengutip laporan PT Ashmore Asset Management Indonesia, bursa saham Amerika Serikat atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 25 Juni 2021 di tengah meredanya tekanan inflasi dan kepercayaan baru terhadap stimulus fiskal.
Sektor siklikal termasuk energi, keuangan, dan industri terkemuka. Indeks Nasdaq naik untuk minggu keenam dengan kenaikan terpanjang sejak Januari 2020. Saham-saham kapitalisasi kecil menguat sehingga indeks Russel 2000 naik 4,3 persen pada pekan ini.
Saham naik dan volatilitas mereda seiring gubernur bank sentral dari Amerika Serikat hingga Eropa meremehkan inflasi. Ketua The Fed Jerome Powell menuturkan, bank sentral tidak akan menaikkan suku bunga secara pre-emptive. Sedangkan Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde menuturkan, rem prematur dapat menggagalkan pemulihan ekonomi.
Advertisement