Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia menguat pada perdagangan saham Rabu pagi (30/6/2021). Hal ini mengikuti bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang positif. Selain itu, China juga merilis data aktivitas manufaktur pada Rabu pagi ini.
Di Jepang, indeks saham Nikkei naik 0,55 persen pada awal perdagangan saham. Indeks Topix menguat 0,45 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,31 persen. Sektor saham teknologi menguat dengan saham SK Hynix naik 2,8 persen dan LG Electronics mendaki 2,48 persen.
Baca Juga
Di Australia, indeks saham ASX 200 mendaki 0,63 persen. Sektor tambang berada di teritori positif. Saham Rio Tinto dan Fortescue Metals menguat hampir dua persen. Demikian dilansir dari CNBC, Rabu (30/6/2021).
Advertisement
Indeks manufaktur China diperkirakan melambat pada Juni 2021 seiring kebangkitan kasus COVID-19 di Guangdong. Hal itu berdasarkan jajak pendapat ekonom Reuters.
Di wall street, indeks saham Dow Jones naik 9 poin. Indeks saham S&P 500 menguat 0,03 persen dan indeks saham Nasdaq naik 0,2 persen.
Indeks dolar AS berada di posisi 92,04. Angka ini di atas posisi pada awal pekan di kisaran 91,7. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 110,53 per dolar AS. Harga minyak menguat di jam perdagangan Asia. Harga minyak mentah berjangka AS melonjak 0,71 persen ke posisi USD 73,50 per barel.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Penutupan Wall Street pada 29 Juni 2021
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street naik terbatas pada perdagangan Selasa, 29 Juni 2021. Penguatan wall street terjadi di tengah data ekonomi AS yang menguat dan volatilitas perdagangan yang rendah.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik kurang dari 0,1 persen menjadi 4.291,80. Indeks Dow Jones menguat sembilan poin ke posisi 34.292,29. Indeks Nasdaq naik 0,2 persen menjadi 14.528,33.
Saham pembangunan rumah bergerak lebih tinggi setelah S&P Case-Shiller mengatakan, harga rumah naik lebih dari 14 persen pada April 2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Lima kota di Amerika Serikat termasuk Seattle alami peningkatan tahunan terbesar. Saham PulteGroup naik 2 persen.
Saham semikonduktor menguat dengan saham Skyworks dan Advanced Micro Devices masing-masing naik 4,5 persen dan 2,8 persen. Saham General Electric naik 1 persen.
Pasar telah menghasilkan serangkaian rekor tertinggi dalam beberapa minggu terakhir, tetapi kenaikannya relatif terbatas. Sejumlah ahli telah menunjukkan luasnya pasar yang lemah diukur dengan rata-rata kinerja saham dan jumlah saham yang mencatat kinerja tertinggi baru seperti area potensial yang menjadi perhatian.
Di sisi lain, pada perdagangan wall street Selasa pekan ini, sejumlah saham tertekan di indeks S&P 500.Chief Investment Officer Charles Schwab Investment Management, Bill McMahon menuturkan, volatilitas bisa menjadi jeda alami selama musim panas jelang musim laporan keuangan pada Juli 2021.
“Saya pikir orang-orang berada dalam sedikit mode menunggu dan melihat, jadi tidak mengherankan melihat penurunan volatilitas dan luasnya sedikit memburuk,” ujar McMahon dilansir dari CNBC, Rabu (30/6/2021).
Ia menambahkan, kekhawatiran tentang kasus COVID-19 varian delta yang menyebar juga bisa membebani saham.
Sementara itu, saham Morgan Stanley melonjak lebih dari tiga persen setelah mengatakan akan melipatgandakan dividen kuartalannya. Bank juga mengumumkan program pembelian kembali saham senilai USD 12 miliar.
Pengumuman tersebut mengikuti stress bank pekan lalu oleh the Federal Reserve yang dilewati 23 bank besar. Namun, beberapa saham bank lalin menyerahkan keuntungan awal dan membebani indeks yang lebih laus meskipun meningkatkan rencana pembayarannya sendiri.
Pembacaan kepercayaan konsumen conference board untuk Juni datang lebih tinggi dari yang diharapkan, menambah penguatan tentang pemulihan ekonomi.
Dengan pasar memasuki hari perdagangan terakhir Juni dan kuartal II, indeks S&P 500 berada di jalur untuk mencatat kenaikan bulan kelima berturut-turut. Indeks Nasdaq untuk bulan ketujuh yang positif. Indeks Dow Jones berada di zona merah pada Juni 2021.
Sepanjang 2021, indeks S&P 500 telah naik 14 persen. Sedangkan indeks Nasdaq menguat 12 persen. Analis JP Morgan, Dubravkos Lakos-Bujas menuturkan, pasar tampaknya memiliki kenaikan jangka pendek.
“Latar belakang kebijakan pertumbuhan menurut kami masih tetap mendukung untuk aset berisiko secara umum, termasuk saham. Pada periode musim panas dua bulan ke depan, adalah di mana saya berpikir pasar terus menembus ,” ujar dia.
Advertisement