Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah kembali menerapkan pengetatan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat atau PPKM Darurat mulai 3-20 Juli 2021 di Jawa dan Bali.
Hal ini lantaran angka kasus COVID-19 di tanah air tak kunjung mereda.Varian baru COVID-19 yang mendesak pemerintah untuk kembali melakukan pengetatan telah berdampak pada aktivitas ekonomi. Termasuk sektor ritel yang harus memangkas waktu operasionalnya selama PPKM berlangsung.
"Sejak COVID-19 varian Delta mulai melanda, kami telah melihat bisnis mulai terdampak pada bulan Juni. Kasus-kasus yang semakin meningkat, sehingga tidak disangka-sangka pemerintah mengambil tindakan tegas dengan kembali memperketat PPKM,” kata CEO PT Matahari Department Store Tbk, Terry O' Connor dalam diskusi virtual, Kamis (1/7/2021).
Advertisement
Emiten dengan kode saham LPPF itu memiliki 148 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Paling banyak berada di Jawa-Bali, yang merupakan wilayah diberlakukannya PPKM Darurat.
"Kami memiliki total 89 toko di Jawa dan Bali dari 148 yang kami miliki di seluruh negeri. Mereka secara kolektif menghasilkan 56 persen dari pendapatan kami. Sementara dari 59 toko lainnya, sekitar 29 di antaranya saat ini mengalami beberapa bentuk pembatasan dalam hal jam operasional akses mal dan sebagainya," beber Terry.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bakal Sesuaikan Target
Sehubungan dengan kondisi itu, Perseroan mengaku akan menyesuaikan target kinerja tahun ini. Meski Terry belum dapat menyebutkan detail dari target yang dibidik perseroan untuk 2021.
"Kami belum menetapkan target kinerja secara publik, tetapi jelas kami akan menurunkan ekspektasi kami untuk kuartal ketiga. Secara matematis, kami kehilangan 56 persen dari bisnis kami di sebagian besar Juli dan jika kami berasumsi bahwa (PPKM) itu akan diperpanjang maka saya pikir Perusahaan harus mengambil tindakan yang sangat hati-hati," kata Terry.
Bahkan, lanjut dia, penyesuaian ekspektasi ini kemungkinan akan berlanjut hingga Agustus dan beberapa bulan mendatang. Hal itu mengingat persebaran COVID-19 varian Delta di beberapa negara yang tidak bisa ditangani hanya dalam waktu satu bulan.
Advertisement
Berharap Pemulihan pada Kuartal IV 2021
Namun begitu, Terry berharap pemulihan segera terjadi di kuartal IV-2021. Lantaran periode tersebut memiliki andil terbesar kedua terhadap pendapatan Perseroan, setelah momen Lebaran, dan ada Tahun Baru Imlek setelahnya.
"Jadi kami jelas memiliki musim yang padat dari Desember hingga Lebaran 2022. Dan yang paling penting adalah kombinasi pembatasan dan percepatan vaksinasi bisa melakukan tugasnya sebelum itu," kata Terry.
Terry tak menampik kenyataan ketika situasi dinilai mulai aman, mobilisasi orang-orang kana mengalami peningkatan yang berpotensi menjadi klaster baru. Sehingga ia tidak bisa memberikan gambaran persis mengenai kinerja perseran tahun ini.
"Seperti yang telah kita lihat di setiap tahap pandemi ini, ketika kita berpikir kita berada di ruang pemulihan yang jelas, ada pencarian lain. Ada lagi gerakan serial publik.Jadi, itu terlalu sulit untuk diprediksi. Saya tidak berpikir bahwa kita dapat kembali memberikan gambaran persis tentang kinerja Perseroan dalam waktu dekat,” pungkasnya.