Sukses

Sektor Saham Teknologi Meroket, Efek GoTo?

Analis menyebut sentimen positif di sektor teknologi ialah kabar emiten yang akan melakukan IPO dalam waktu dekat. Tak terkecuali GoTo.

Liputan6.com, Jakarta - Sektor teknologi menjadi salah satu sektor saham yang meningkat tajam pada 2021. Dalam data yang dibagikan, MNC Sekuritas mencatat return untuk sektor ini mencapai 479,81 persen hingga 24 Juni 2021.

Head of Research PT MNC Sekuritas Thendra Crisnanda menuturkan, ada pergeseran dari winner ke losser pada awal 2021. Hal ini tak terlepas dari pandemi COVID-19 yang terjadi.

"Memang sektor teknologi ini mengalami return yang luar biasa, sedangkan basic materials dan properti justru menurun. Karena dengan adanya covid digitalisasi ini tak bisa dihindari dan justru bertumbuh lebih cepat lagi," ujar dia, Kamis (1/7/2021).

Tak hanya itu, Thendra juga menyebut sentimen positif di sektor ini ialah kabar emiten yang akan melakukan IPO dalam waktu dekat. Tak terkecuali GoTo.

"Memang bullish sentimen di teknologi terdapat beberapa emiten yang akan melakukan IPO dari sisi unicorn dan decacorn berasal dari Asia Tenggara, salah satunya GoTo dan Bukalapak," ujarnya.

Karena itu, investor sangat tertarik dengan saham teknologi. Dua tahun terakhir, rata-rata top 10 di kapitalisasi pasar itu biasanya ditempati oleh perbankan.

"Tetapi dengan masuknya saham-saham teknologi terutama GoTo ini terjadi pergeseran. Estimasi full market capnya ini bisa menempati kedua atau ketiga. Perhatikan juga terkait dengan penerapan free float, ini terlihat sekali saham teknologi menduduki peringkat top 10," tuturnya.

Apabila GoTo benar-benar melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Thendra menegaskan sisi regional kapitalisasi pasar saham teknologi di Indonesia diprediksi mampu berkontribusi hampir 12 persen.

"Saat ini hanya di 4,41 persen. Jadi pertumbuhan ini luar biasa. Di China teknologi 13,7 persen sedangkan kontribusi saham teknologi di Amerika itu 38,18 persen. Jadi ini memang kontribusinya luar biasa sekali,” katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

IPO Perusahaan Teknologi Bakal Tarik Investor Asing dari Sektor Perbankan

Sementara itu, Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto menilai, IPO perusahaan teknologi sangat berpotensi mengubah landscape pasar modal dalam sisi positif. Hal ini seiring kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam 3-5 tahun tidak terlalu bagus.

"IPO saham teknologi sangat berpotensi ubah landscape pasar modal. Yang investasi di reksa dana saham merasakannya. Hasilnya tidak luar biasa sekali. Tertinggi (IHSG-red) 6.700 beberapa tahun lalu, dunia berubah. Orang cari farmasi saat COVID-19. Indonesia tidak ada saham teknologi, unicorn,” kata dia dalam diskusi virtual yang dikutip Kamis, 1 Juli 2021.

Ia mengatakan, ada saham teknologi dari perusahaan startup unicorn akan mendorong Indonesia jadi tujuan utama investasi dan mengubah lanskap pasar modal. Hal ini seiring perkiraan valuasi dari perusahaan. Rudiyanto menuturkan, kapitalisasi pasar GoTo bisa terbesar kedua di pasar saham Indonesia jika target valuasi tercapai. Rudiyanto menuturkan, ada asumsi target valuasi IPO GoTo sekitar USD 30 miliar-USD 35 miliar. Ada juga yang menyebutkan USD 40 miliar atau sekitar Rp 580,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.516 per dolar AS).

Selain itu, IPO perusahaan teknologi, menurut Rudiyanto dapat menarik investor asing ke Indonesia. IPO perusahaan teknologi juga akan mengalihkan sektor saham dari perbankan ke teknologi oleh investor asing. Rudiyanto menuturkan, pertumbuhan bank tidak setinggi teknologi sehingga bukan menjadi favorit investor asing.

"Investor asing akan masuk ke Indonesia karena ada unicorn bisa dibeli. Kita banyak perbankan, dalam konteks uang saat ini, orang asing lihat perbankan lagi turun growth tak setinggi teknologi," ujar dia.

Ia menambahkan, harga saham teknologi juga ikut naik terdorong oleh rencana IPO perusahaan rintisan berstatus unicorn dan decacorn.

“Ada hubungannya dengan IPO GoTo dan Bukalapak, saham teknologi dibikin naik. Kalau GoTo dan buka lapak keluar PE (price earning-red), jadi pertanyaan kalau mereka IPO masih sama tidak, bagaimana? itu yang perlu jadi perhatian,” ujar dia.