Liputan6.com, Jakarta - PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk, produsen tisu gelar penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO). Perseroan telah mendapatkan izin efektif IPO dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 28 Juni 2021.
Perseroan akan menggunakan kode perdagangan FLMC. Dilansir dari laman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Perseroan akan menawarkan 156,25 juta saham dengan nominal Rp 80 per saham, dan harga penawaran saham sebesar Rp 200 per lembar saham. Dengan demikian, total dana yang akan diraup dari IPO sekitar Rp 31,25 miliar.
Adapun masa penawaran umum akan dilaksanakan pada 30 Juni-5 Juli 2021. Setelah itu, pada 6 Juli 2021 akan dilakukan penjatahan.
Advertisement
Pengembalian uang pesanan sekaligus distribusi saham secara elektronik akan dilaksanakan pada 7 Juli 2021, sebelum akhirnya Pencatatan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dilakukan pada 8 Juli 2021.
Falmaco adalah produsen tisu basah, kain non woven dan produk kesehatan lainnya. Dilihat dalam laman perusahaan, produk tisu yang dikeluarkan adalah Wetkins, sedangkan kain kasa dan hand sanitizer yang dipasarkan menggunakan merek dagang Falmed.
Falmaco juga mengeluarkan kain lap dengan merek Polymorph. Produk-produk tersebut kemudian dikirim untuk pasar ekspor yang meliputi; Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Hongkong, China, Jepang, Australia, Turki, Afrika Selatan, Nigeria, Kenya. Canada, USA, dan juga pasar Indonesia. Perusahaan memiliki kantor pusat Falmaco berada di Jl. Raya Padalarang 289 Km 15,3. Kab. Bandung Barat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bundamedik Bakal Catatkan Saham di BEI
Sebelumnya, PT Bundamedik Tbk siap mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan telah mendapatkan izin efektif IPO dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 28 Juni 2021.
Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 620 juta saham biasa ke publik dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Dilansir dari laman pengumuman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI),ditulis Jumat (2/7/2021) saham tersebut ditawarkan dengan nilai nominal Rp 20 setiap saham dengan harga Penawaran sebesar Rp 340 per lembar saham.
Dengan demikian, total dana yang akan diraup dari IPO sekitar Rp 210,80 miliar. Dana hasil IPO akan digunakan untuk membeli kembali sisa obligasi perseroan dari Akasya Invesment Limited dan sisanya untuk modal kerja antara lain pembelian obat, alat medis, dan kebutuhan penunjang lainnya.
Perseroan akan mencatatkan saham perdana dengan kode BMHS. Bersamaan dengan itu, Perseroan akan menerbitkan saham konversi obligasi kepada Akasya Investments Limited dalam rangka pelaksanaan konversi obligasi. Berdasarkan Perjanjian Obligasi, penerbitan berupa 421.416.176 saham biasa atas nama pada tanggal penjatahan dengan harga pelaksanaan Rp 340 setiap saham.
Jumlah obligasi yang akan dikonversi adalah sebesar Rp 143,28 miliar Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. 215-K/DIRUT/VI/2021 tanggal 2 Juni 2021 tentang Program Alokasi Saham Pegawai (Employee Stock Allocation atau ‘ESA’), Perseroan mengadakan Program ESA dengan jumlah sebanyak 0,25 persen dari saham yang ditawarkan dalam penawaran umum atau sebanyak 1.538.600 saham.
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. 020- I/SK/DIRKOM/IV/2021 tanggal 8 April 2021 tentang Program Opsi Kepemilikan saham kepada Manajemen dan Karyawan Kunci (Management and Employee Stock Option Program atau ‘MESOP’), Perseroan mengadakan Program MESOP dengan jumlah sebanyak-banyaknya 25.000.000 saham atau sebanyak-banyaknya 0,29 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum dan pelaksanaan konversi obligasi.
Advertisement