Sukses

Ada PPKM Darurat, Begini Prospek Emiten Menara Telekomunikasi

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas menilai emiten menara telekomunikasi masih akan menjadi pilihan di tengah ada sentimen PPKM Darurat.

Liputan6.com, Jakarta - Selama berlangsungnya pandemi COVID-19, saham sektor telekomunikasi merupakan salah satu yang diuntungkan. Lantaran, selama pembatasan sosial berlangsung, hampir semua kegiatan masyarakat dilakukan secara daring. Selain itu, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat selama 3-20 Juli 2021 di Jawa dan Bali.

Melihat keadaan tersebut, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas menilai emiten menara telekomunikasi masih akan menjadi pilihan.

"Prospeknya tetap positif. Emiten menara telekomunikasi menjadi pilihan di saat kondisi market sedang tidak menentu. Tidak terpengaruh dengan adanya PPKM,” kata dia kepada Liputan6.com, Senin (5/7/2021).

Sukarno menilai, seiring dengan tren digitalisasi saat ini, maka permintaan untuk jaringan yang memadahi akan selalu ada. Bahkan jika pandemi sudah enyah nantinya. "Seiring kebutuhan untuk mendukung sistem jaringan yang memadai sehingga permintaannya akan selalu ada," kata dia.

Hal senada dikatakan Head of Research PT Infovesta Utama Wawan Hendrayana. Ia pernah menuturkan, kegiatan masyarakat yang dibatasi untuk mencegah penyebaran COVID-19 akan mendorong kenaikan pemakaian gawai. Hal itu berdampak terhadai kenaikan broadband.

Bahkan Wawan menilai, sektor menara telekomunikasi masih akan positif ke depan. Hal ini seiring pemakaian teknologi termasuk gawai yang meningkat.

"Kebutuhan data akan meningkat karena dibatasi aktivitas,dan broadband meningkat,” ujar dia.

Salah satu emiten menara telekomunikasi menjadi unggulan sepanjang paruh tahun ini, yaitu PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Emiten menara telekomunikasi Grup Saratoga ini harganya terus naik sejak resmi merampungkan transaksi jual beli dan pengalihan 3.000 menara senilai Rp 3,97 triliun.

Harga TBIG juga mendapat katalis dari sentimen 5G. Pada perdagangan Senin, 5 Juli 2021, saham TBIG naik 260 poin atau 8,28 persen pada level 3.400 per lembar saham, dan mencatatkan kapitalisasi pasar senilai Rp 77,03 triliun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Penutupan IHSG pada 5 Juli 2021

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di zona merah hingga penutupan sesi kedua perdagangan saham Senin, 5 Juli 2021. Investor asing jual saham di pasar regular.

Pada penutupan perdagangan saham Senin pekan ini, IHSG melemah 0,29 persen ke posisi 6.005,60. Indeks saham LQ45 merosot 1,01 persen ke posisi 842,90. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.036,97 dan terendah 5.985,35.

Sebanyak 314 melemah sehingga menekan IHSG. 190 saham mengaut dan 141 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 1.027.881 kali dengan volume perdagangan 16,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,9 triliun. Investor asing jual saham Rp 283,97 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.499.

Secara sektoral, sebagian besar menguat. Sektor saham IDXNoncylical melemah 2,16 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Diikuti sektor saham IDXEnergy turun 0,98 persen dan IDXBasic susut 0,91 persen.

Selain itu, IDXHealth menguat 2,05 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Diikuti sektor IDXTrans menanjak 1,35 persen, dan IDXTechno menguat 1,18 persen.