Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total penggalangan dana atau fundraising di pasar modal mencapai Rp 7,14 triliun per 2 Juli 2021.
Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi memaparkan, penggalangan dana melalui pasar modal terus berkembang dari tahun ke tahun berkat regulasi yang lebih baik, peningkatan akses bagi pelaku bisnis dan investor. Serta peningkatan kesadaran masyarakat terhadap industri pasar modal. Hal ini layak dilirik pelaku usaha, utamanya dalam situasi krisis akibat pandemi seperti saat ini.
Baca Juga
"Emiten kita harus melihat potensi penggalangan dana di tengah dampak langsung dari pandemi covid-19 terhadap sustainability maupun rencana pengembangan usaha masing-masing," kata Hasan dalam Mid Year Economic Outlook Day #1, Selasa (6/7/2021).
Advertisement
Merujuk data Bursa pada 2020, penggalangan dana melalui pasar modal tercatat naik hingga Rp 1.495 triliun. sebagian besar berasal dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 1.369 triliun. Sementara dari pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) sebesar Rp 5,58 triliun.
"Tahun lalu dari IPO kami terkumpul tidak kurang dari Rp 5,58 triliun. Bahkan YTD (year to date) tahun ini angkanya sudah lebih lagi. Ada Rp 7,14 triliun dari IPO yang tercatat di tahun ini," kata Hasan.
Dalam kesempatan yang sama, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan total penggalangan dana di pasar modal bisa mencapai Rp 180 triliun. Hal itu merujuk pada data pipeline penggalangan dana dalam catatan OJK senilai Rp 79,72 triliun per akhir Juni 2020.
"Penghimpunan dana di pasar modal tahun 2021 diperkirakan akan meningkat di kisaran Rp 150 triliun sampai dengan Rp 180 triliun,” kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
BEI Optimistis Euforia di Pasar Modal Berlanjut hingga Akhir 2021
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah capaian tertinggi atau rekor dalam perdagangan selama paruh tahun ini. Di antaranya, ada rata-rata volume transaksi harian yang mencapai 18,7 miliar lembar saham sampai dengan Juni lalu.
"Sampai dengan Juni kemarin sudah ada 18,7 miliar lembar saham yang ditransaksikan secara rata-rata per harinya. Kemudian rata-rata nilai transaksi harian ini juga highest ever, rekor, angkanya di Rp 13 triliun lebih (Rp 13,54 triliun),” ujar Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi dalam Mid Year Economic Outlook Day #1, Selasa, 6 Juli 2021.
Lalu, frekuensi transaksi harian juga kembali mencatatkan rekor. Saat ini angkanya sudah mencapai 1,23 juta. "Ini kembali menjadi yang tertinggi di Asean,” kata Hasan.
Tak kalah menggembirakan, kapitalisasi pasar menembus rekornya pada Maret 2021 dengan nilai Rp 7.512 triliun. Sementara pada Juni sedikit turun, yakni berada pada posisi Rp 1.209 triliun.
"Jadi kelihatannya momentum ini masih terus berlanjut sampai dengan posisi terakhir di 2021," ujar Hasan.
Pada 2020, Bursa juga mencatatkan rekor tambahan investor. Total investor bertambah sekitar 1,4 juta, di mana 600 ribu diantaranya merupakan investor saham. Tren itu berlanjut hingga tahun ini. Dalam paparannya, Hasan mengungkapkan per akhir Mei, angkanya di 5,3 juta investor, dan masih terus bertambah hingga hari ini.
"Per akhir Mei, angkanya di 5,3 juta. Dan hari ini sudah lebih dari 5,5 juta investor. Jadi sudah melampaui angka pertambahan tahun kemarin. 2,5 juta di antaranya adalah investor saham,” kata Hasan.
Selain dari jumlahnya yang naik secara signifikan, Bursa juga mencatat kenaikan rata-rata investor aktif harian yang turut melonjak. Yakni mencapai 199 ribu hingga 2 Juli 2021.
"Jadi kalau tahun lalu terjadi loncatan, ada 95 ribu investor kita yang bertransaksi rata-rata setiap harinya. Sampai dengan posisi terakhir angkanya sudah mencapai hampir 200 ribu. Jadi luar biasa,” ujar Hasan.
Advertisement