Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin diperdagangkan sideways pada Selasa, 6 Juli 2021. Hal ini terjadi karena pelaku pasar memantau kembali tindakan keras peraturan terbaru China.
Pada Senin, 5 Juli 2021, People's Bank of China (PBOC) mengulangi sikap anti-kripto yang telah lama dipegangnya. Dalam hal ini, negara tersebut memperingatkan lembaga-lembaga agar tidak memberikan layanan kepada perusahaan terkait kripto, seperti dilansir Coindesk, Rabu (7/7/2021).
Pengumuman ini membuat pergerakan harga bitcoin berada di angka USD 34.000 atau sekitar Rp 492,66 juta (asumsi kurs Rp 14.490 per dolar AS).
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu, beberapa pedagang kripto juga semakin tak memiliki arah yang jelas. Seminggu terakhir, perdagangan Bitcoin tetap dalam kisaran yang ketat dan harganya turun hingga 6 persen selama seminggu terakhir.
"Ahli strategi kami terus memperkirakan koreksi 6 hingga 10 persen di ekuitas Amerika Serikat pada musim panas, mengingat indikator pertumbuhan memuncak, serta aksi jual lebih lanjut di Treasurys AS yang akan melihat imbal hasil 10-tahun mencapai 2,25 persen pada akhir tahun," menurut laporan Deutsche Bank yang diterbitkan Selasa kemarin.
Untuk saat ini, aset berisiko masih didukung oleh kebijakan moneter yang akomodatif. Misalnya, minggu lalu, anggota dewan eksekutif European Central Bank (ECB), Isabel Schnabel berjanji untuk melakukan apa pun untuk mendukung pemulihan ekonomi, menurut laporan Bloomberg. Schnabel juga memperingatkan pemerintah untuk tidak mengakhiri stimulus fiskal terlalu dini.
"Investor ritel semakin percaya diri dengan potensi aset kripto, terlepas dari koreksi pasar kuartal ini, dengan data eToro baru mengungkapkan peningkatan jumlah aset kripto yang ditahan selama kuartal terakhir,” tulis eToro.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Volume Menurun
Aktivitas perdagangan Bitcoin turun secara signifikan selama seminggu terakhir. Meski demikian, harga tetap berada di kisaran USD 30.000 dan USD 40.000.
"Perayaan 4 Juli sebagian dapat menjelaskan akhir pekan yang lambat, tetapi selera untuk berdagang bitcoin tentu saja tidak terlalu tinggi di lingkungan yang terikat ini," tulis Arcane.
Volume yang melambat juga mencerminkan keragu-raguan antara pembeli dan penjual. Bitcoin menghadapi resistensi kuat dari tren turun jangka menengah sejak April. Rentang saat ini bisa sulit dinavigasi, sehingga pedagang yang harus menentukan dan dikonfirmasi.
"Kami memperkirakan kondisi oversold jangka menengah memberi jalan bagi reli bantuan dan mengharapkan pembeli untuk melangkah," tulis Katie Stockton, direktur pelaksana Fairlead Strategies.
Advertisement