Liputan6.com, Jakarta - PT BNP Paribas Asset Management (PT BNP Paribas AM) menilai pengendalian kasus COVID-19, perubahan metode penghitungan indeks saham memakai free float dan perkembangan kebijakan moneter Amerika Serikat menjadi sentimen di pasar modal Indonesia.
Dalam rilis market outlook PT BNP Paribas AM menyebutkan, Indonesia perlahan tetapi pasti menuju ke arah pemulihan pertumbuhan. Terlepas dari berbagai tantangan yang sedang berlangsung, mulai dari PPKM darurat yang diterapkan guna memutus mata rantai penyebaran virus yang menyebabkan COVID-19, hingga risiko inflasi, perlahan tetapi pasti Indonesia tengah mulai menuju ke arah pemulihan pertumbuhan.
Di saat Pemerintah tengah berupaya untuk mempertahankan aspek fundamental yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, muncul sektor-sektor baru yang tergolong non-tradisional dan bahkan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Advertisement
PT BNP Paribas AM menuturkan lebih lanjut seberapa siap pelaku pasar beradaptasi pada era yang baru serta hal-hal yang perlu dipertimbangkan bagi investor di masa kritis ini.
Menanggapi kesiapan pelaku pasar untuk menyambut era yang baru di masa kritis ini, Direktur & Head of Fixed Income PT BNP Paribas AM, Djumala Sutedja menuturkan, terkendalinya kasus COVID-19 di Indonesia merupakan kunci untuk akselerasi pemulihan ekonomi dan kembalinya aliran dana asing ke pasar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pasar Obligasi dan Saham
Selain itu, terkait pasar obligasi, Djumala menerangkan, saat ini investor perlu memerhatikan arah dan perubahan kebijakan moneter di AS yang pengaruhnya cukup besar terhadap pergerakan yield obligasi IndoBeXG belakangan ini.
"Arah kebijakan moneter di AS merupakan risiko yang cukup besar bagi pemulihan ekonomi dan pasar obligasi Indonesia. Pembalikan kebijakan di AS yang lebih cepat dapat menghambat proses pemulihan dan tingkat suku bunga domestik juga berisiko naik," ujar dia seperti dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (8/7/2021).
Sementara itu, berbicara kelas aset saham di semester kedua, Djumala percaya pemulihan secara fundamental juga masih on track, meskipun saat ini para asset managers dan investor domestik sedang dalam masa rebalancing. Hal ini yang kemudian memicu pergeseran sentimen pasar dari bigcaps ke smallcaps.
Rebalancing portofolio oleh investor ini dilakukan dalam rangka persiapan perubahan kebijakan pada IHSG yang akan menggunakan metode perhitungan free float adjustment serta menyambut IPO beberapa perusahan tech giant.
Setelah proses tersebut dilakukan, Djumala memperkirakan data fundamental akan kembali mendorong sentimen positif di pasar, terutama bagi saham bigcaps.
Untuk menangkap peluang investasi yang relevan dengan kondisi saat ini, PT BNP Paribas AM tengah menyiapkan solusi investasi yang inovatif baik bagi nasabah institusi maupun ritel.
"Teknologi merupakan salah satu sektor yang memiliki prospek yang menarik, terutama dengan kabar beberapa perusahaan giant tech yang siap untuk IPO. Untuk itu, kami sedang menyiapkan solusi yang memudahkan investor mengakses ke sektor-sektor yang akan menjadi tulang punggung tatanan dunia baru tersebut,” ujar Djumala.
Ia menambahkan, pihaknya juga memastikan solusi investasi nantinya dapat menangkap peluang ke prospek pertumbuhan yang baik dengan cara yang efisien dan transparan bagi investor BNP Paribas AM.
Advertisement