Sukses

Alasan Bukalapak Genjot Jaringan Mitra Bukalapak di Luar Kota Besar

Untuk meningkatkan bisnis Bukalapak, salah satunya dengan menggaet warung dan dorong naik kelas menjadi warung ritel modern melalui Mitra Bukalapak.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukalapak.com mengembangkan bisnis melalui Mitra Bukalapak dengan menyasar daerah di luar kota besar. Perseroan melihat e-commerce dan digitalisasi warung masih menjadi potensi pasar yang menjanjikan.

CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menuturkan, marketplace masing-masing memiliki karakteristik. Salah satu yang membedakan Bukalapak dengan e-commerce lain yaitu fokus menggandeng Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan warung melalui Mitra Bukalapak di luar kota besar.

"Jadi memang dari awal market place ini masing-masing punya karakteristik sendiri. Yang bedakan fokus untuk luar tier one city di luar kota besar, fokus ke Bukalapak. Itu juga yang terjadi secara transaksi, infrastruktur kuat dengan online market. Dengan 8 juta Mitra Bukalapak punya jaringan kuat untuk melayani masyarakat,ini memang strategi yang berbeda dengan pure market place,” ujar dia, saat konferensi pers virtual, Jumat (9/7/2021).

Untuk meningkatkan bisnis Bukalapak, salah satunya dengan menggaet warung dan dorong naik kelas menjadi warung ritel modern melalui Mitra Bukalapak.

"Warung ini bisa menjadi infrastruktur tambahan dan bisa menjadi customer kami. Jadi untuk meningkatkan transaksi kami,” kata dia.

Ia mengatakan, e-commerce dan jaringan Mitra Bukalapak telah menciptakan satu ekosistem all commerce yang menjembatani online dan offline baik di kota besar, kota kecil dan desa.

"Ingin fokus menjadi perusahaan all commerce yang terbaik dan terdepan dalam memberikan solusi untuk pedagang UMKM baik online, offline. Hal itu termasuk di kota besar, kota kecil dan desa," kata dia.

Rachmat melihat, potensi transaksi e-commerce masih besar di Indonesia terutama di luar kota besar. Hal ini melihat transaksi e-commerce masih terpusat di kota besar di Indonesia antara lain di Surabaya, Bandung, Medan, Semarang dan Jakarta.

"Jadi 70 persen itu masih di kota besar. Jadi sebenarnya menurut kami yang potensial itu di luar kota besar karena baru 10 persen yang tergarap masih ada 90 persen," ujar dia.

Rachmat mengatakan, pasar di luar kota besar tumbuh pesat. Bahkan mengambil bagian penting dari e-commerce. "2020 baru 30 persen dari transaksi e-commerce. 2025 diperkirakan akan jadi 48 persen. Segmen potensial pasar ini kekuatan kami layani optimal all commerce yang melayani lapisan semua masyarakat,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Bukalapak Lepas 25 Persen Saham ke Publik

Sebelumnya, PT Bukalapak.com Tbk menggelar paparan public dalam rangka rencana penawaran umum perdana atau initial publik offering (IPO). Dalam rangka IPO ini, perseroan melepas 25 persen saham ke publik.

“Struktur penawaran 25 persen saham dari PT Bukalapak.com Tbk. Pencatatan akan dilakukan di BEI dengan kode saham BUKA,” ujar Direktur PT Buana Capital, Ratna Karim, Jumat, 9 Juli 2021.

Ratna menuturkan, rencana penggunaan dana IPO sekitar 66 persen untuk modal kerja. Sisanya sekitar 15 persen kepada anak usaha perseroan PT Buka Mitra Indonesia, dan 15 persen untuk anak usaha Buka Usaha Indonesia.

"Masing-masing satu persen untuk Buka Investasi Bersama, Buka Pengadaan Indonesia, Bukalapak Pte Ltd, dan Five Jack,” ujar dia.

Ratna mengatakan, kisaran harga IPO Bukalapak Rp 750-Rp 850 per saham.

Adapun jadwal sementara IPO antara lain masa penawaran awal pada 9-19 Juli 2021, tanggal efektif pada 26 Juli 2021. Masa penawaran umum perdana saham pada 28 Juli-30 Juli 2021. Tanggal penjatahan pada 3 Agustus 2021, distribusi saham secara elektronik dan pengembalian uang pemesanan pada 5 Agustus 2021, dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Agustus 2021.

Mengutip prospektus ringkas yang beredar pada Jumat, 9 Juli 2021, Bukalapak menawarkan saham sebanyak-banyaknya 25.765.504.851 lembar saham dengan nilai nominal Rp 50.

Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya sebesar 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Perseroan diperkirakan meraup dana sebanyak-banyaknya Rp 21,90 triliun.

Selain itu, perseroan juga akan mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 0,1 persen dari saham yang ditawarkan dalam IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan atau employee stock allocation (ESA) sebanyak-banyaknya 25.765.505. Harga pelaksanaan ESA sama dengan harga penawaran. Selain itu, perseroan juga akan mengalokasikan sebanyak-banyaknya 4,91 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO untuk program management and employee stock option plan (MESOP).

Jumlah itu sebanyak-banyaknya 5.060.345.153 saham dengan harga pelaksanaan MESOP sekurang-kurangnya 90 persen dari rata-rata harga penutupan saham perseroan selama kurun waktu 25 hari bursa berturut-turut di pasar regular.

Dalam prospektus itu juga disebutkan penjamin pelaksana emisi efek yang juga bertindak sebagai penjamin emisi efek menjamin dengan kesanggupan penuh terhadap sisa saham yang ditawarkan yang tidak dipesan dalam IPO.