Liputan6.com, Jakarta - PT Bukalapak.com telah mengumumkan rencana penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Lalu bagaimana prospek minat investor dengan IPO Bukalapak?
Analis PT Sucor Sekuritas Hendriko Gani memperkirakan prospek IPO Bukalapak cukup bagus ke depan. Hal ini seiring sektor usaha yang digeluti salah satunya berkaitan dengan teknologi. Hendriko menuturkan, investor saat ini melirik perusahaan berkaitan dengan digital dan berkaitan dengan new economy.
Baca Juga
"Cukup bagus prospek IPO-nya. Di ritel market place, engagement, seller dan buyer cukup bagus. Sektor digital juga masih dilirik investor,” ujar Hendriko saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Rabu (14/7/2021).
Advertisement
Hendriko mengatakan, growth investor atau investor melihat prospek pertumbuhan dari perusahaan akan melirik IPO Bukalapak. Hal ini berkaitan dengan perkembangan new economy atau ekonomi baru. Lain halnya dengan value investor. Hendriko menuturkan, value investor akan lebih melihat kinerja fundamental perusahaan.
"New economy tergantung dari tipe investor. Market place ini dilihat dari gross merchandise volume (GMV). Value investor kejar saham murah, growth investor lihat pertumbuhan mengenai prospek kinerja ke depan,” kata dia.
Meski demikian, ia mengatakan, investor juga harus mencermati profil risiko dari perusahaan ke depan saat memilih saham IPO.
Direktur Ekuator Swarna Investama Hans Kwee memprediksi, IPO Bukalapak akan diminati investor. Hal ini mengingat perseroan akan menjadi perusahaan unicorn pertama yang akan catatkan saham di BEI. Selain itu, ia menilai belum banyak perusahaan teknologi di pasar modal Indonesia.
"Kemungkinan dibeli masyarakat cukup banyak. Unicorn pertama go public. (Investor-red) akan melihat sentimen itu,” tutur dia,
Hans menuturkan, ada juga investor memiliki harapan terhadap prospek perseroan ke depan sehingga tertarik untuk beli saham IPO. Namun, ia mengingatkan investor juga perlu mencermati kinerja fundamental perusahaan ke depan.
PT Bukalapak.com Tbk akan menawarkan sebanyak-banyaknya 25.765.504.851 saham dengan nilai nominal Rp 50 dalam rangka IPO.
Jumlah saham yang ditawarkan itu 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Harga penawaran berkisar Rp 750-Rp 850 per saham. Dengan demikian, target dana IPO yang akan diperoleh sebanyak-banyaknya dari IPO sebesar Rp 21,90 triliun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bukalapak Dapat Mandat dari Sandiaga Uno Usai Umumkan IPO
Sebelumnya, PT Bukalapak.com (Bukalapak) bakal segera mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Merujuk prospektus singkat, perseroan akan gelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada 28 Juli - 30 Juli 2021 dan pencatatan di BEI dengan kode saham BUKA dijadwalkan pada 6 Agustus 2021.
IPO Bukalapak ini menjadi tonggak sejarah bagi industri teknologi dan pasar modal di Indonesia. Sehubungan dengan itu, pengusaha yang kini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengaku bangga atas rencana tersebut.
"Kami ikut berbangga, karena ini merupakan startup unicorn pertama di Indonesia yang melakukan IPO di Bursa Efek. Sahamnya sudah bisa dimiliki, dan menjadi bagian dari masyarakat," kata Uno, dikutip dari laman instagram @sandiuno, Sabtu, 10 Juli 2021.
Bukalapak berkomitmen untuk mewujudkan keadilan ekonomi untuk seluruh masyarakat Indonesia. Utamanya untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM). Sektor tersebut menjadi salah satu penggerak terbesar ekonomi dalam negeri.
"Teruslah tumbuh menjadi bagian dari ekosistem ekonomi digital yang mensejahterakan UMKM, membuka peluang usaha dan lapangan kerja sebanyak-banyaknya," ujar Uno.
Tahun ini, Bukalapak terus berkembang menjadi perusahaan teknologi yang tidak hanya memberikan manfaat bagi UMKM secara online, tapi juga melalui platform dan layanan offline.
Perseroan memiliki rekam jejak program online to offline (O2O) yang dikenal dengan nama Mitra Bukalapak yang telah terbukti menunjukkan hasil yang bertumbuh secara signifikan. Pertumbuhan pendapatan mitra Bukalapak dari 2018 hingga 2020 lebih dari 1.200 persen.
Berdasarkan riset Frost & Sullivan, Bukalapak merupakan platform e-commerce yang paling banyak memiliki jaringan mitra di Indonesia. Tahun lalu, sekitar 27 persen dari TPV Bukalapak berasal dari mitra.
Per akhir Desember 2020, jumlah mitra yang terdaftar sebanyak 6,9 juta dengan pertumbuhan penjualan per mitra setelah bergabung mencapai tiga kali lipat, berdasarkan estimasi internal perusahaan.
"Melalui rencana IPO ini, kami yakin, dapat semakin memperkuat jaringan bisnis dan memberikan kesempatan kepada siapapun untuk berkembang bersama guna mewujudkan ekosistem digital, serta memajukan UMKM di Indonesia. Hal ini sejalan dengan misi Bukalapak untuk mewujudkan perekonomian yang adil bagi semua," ujar Presiden Direktur Bukalapak, Rachmat Kaimuddin.
Advertisement