Sukses

Lonjakan Kasus COVID-19 Bayangi IHSG, Simak Saham Pilihan Ini

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, pergerakan IHSG masih menunjukkan berada dalam tekanan.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  berpeluang merosot pada perdagangan Kamis, (15/7/2021). Kenaikan kasus COVID-19 dan minim sentimen di pasar membayangi IHSG.

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, pergerakan IHSG masih menunjukkan berada dalam tekanan.

Ia menilai, minim sentimen serta perlambatan roda perekonomian yang terjadi masih menjadi tantangan tersendiri pasar modal Indonesia. Meski demikian, momentum tekanan masih dapat terus dimanfaatkan oleh investor baik jangka pendek, menengah dan panjang.

“Dengan pergerakan fluktuaktif yang terjadi dalam IHSG dapat dimanfaatkan untuk melakukan trading dan investasi jangka pendek. Sedangkan momentum tekanan merupakan momentum berharga untuk investor jangka menengah dan panjang,” ujar dia dalam catatannya.

William prediksi, IHSG bergerak di kisaran 5.913-6.123 pada Kamis pekan ini.

Laju IHSG pun dibayangi kenaikan kasus COVID-19. Kasus positif COVID-19 kembali cetak rekor di Indonesia pada Rabu, 14 Juli 2021. Tercatat tambahan kasus positif COVID-19 sebesar 54.517 pasien.

Head of Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendraya menuturkan, pelaku pasar akan menunggu langkah pemerintah selanjutnya setelah kasus COVID-19 sentuh rekor.

Penambahan kasus COVID-19 yang terjadi pun telah menekan IHSG pada perdagangan Rabu,14 Juli 2021. IHSG turun 0,55 persen ke posisi 5.979,21.

"Dari pemerintah sendiri pak Luhut (Menko Maritim dan Investasi-red) bilang kalau kasus mencapai 50 ribu per hari membuka opsi untuk meminta bantuan luar negeri,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, pelaku pasar akan menunggu apa tindakan pemerintah selanjutnya. Pelaku pasar sudah mengantisipasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat akan berlanjut. "Saya prediksi pergerakan (IHSG-red) 5.900-6.000,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Saham Pilihan

Untuk pilihan saham, Wawan memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Hal ini seiring PPKM mengubah perkiraan pertumbuhan ekonomi.

"Bisa menjadi kesempatan untuk koleksi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang di bawah 30.000. Kami belum bisa prediksi akhir tahun (IHSG-red) karena PPKM mengubah asumsi pertumbuhan ekonomi,” ujar dia.

Sedangkan William memilih saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Jasa Marga (JSMR), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Selain itu, PT Tower Bersama Infracture Tbk (TBIG), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).