Sukses

SPAC Bidik Perusahaan Rintisan Asia Tenggara untuk IPO

SPAC adalah perusahaan cangkang yang memungkinkan perusahaan melewati penawaran umum perdana secara konvensional atau IPO melalui penggabungan atau akuisisi.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan rintisan (startup) di Asia Tenggara menarik minat perusahaan cek kosong yang ingin membawa mereka ke publik lewat  special purpose acquisition company (SPAC). Mitra pengelola di perusahaan modal ventura tahap awal Golden Gate Ventures, Vinnie Lauria mengatakan, lebih dari 40 SPAC yakni perusahaan akuisisi tujuan khusus, menargetkan wilayah tersebut.

"SPAC benar-benar menempatkan ASEAN di peta," kata Lauria, dikutip dari CNBC, Jumat (16/7/2021).

SPAC adalah perusahaan cangkang yang memungkinkan perusahaan melewati penawaran umum perdana secara konvensional atau initial public offering (IPO) melalui penggabungan atau akuisisi perusahaan swasta yang ada dan membawanya go public.

Start-up Asia Tenggara dilaporkan mengumpulkan rekor USD 6 miliar dalam tiga bulan pertama tahun ini, termasuk putaran pendanaan lebih dari USD 2 miliar oleh perusahaan jasa logistik dan kurir J&T Express.

Bulan lalu, perusahaan rintisan Carro yang berbasis di Singapura, yang mengoperasikan pasar online terutama untuk mobil bekas, mendapatkan dana segar USD 360 juta. Nama-nama yang lebih mapan di wilayah tersebut sedang bersiap untuk mendaftar di pasar umum.

Raksasa ride-hailing Grab mengumumkan pada April kalau akan go public melalui merger SPAC senilai USD 39,6 miliar, salah satu kesepakatan cek kosong terbesar yang pernah ada. Raksasa teknologi Indonesia yang baru bergabung, GoTo Group, juga berencana untuk segera go public.

Lauria mengatakan, sejumlah perusahaan portofolio Golden Gate telah didekati oleh SPAC, dan banyak dari mereka mengatakan mereka belum siap untuk go public. Bisnis iklan baris online Carousell, salah satu nama portofolio Golden Gate, dilaporkan sedang menjajaki opsi listing melalui rute SPAC.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Perusahaan Rintisan Bakal Catatkan Saham di Bursa Domestik

Golden Gate mengatakan dalam sebuah laporan pada 2030, jumlah IPO di Asia Tenggara akan melampaui 300 karena lebih banyak perusahaan rintisan lokal berusaha untuk melantai di bursa domestik.

Ketika pandemi COVID-19 mendorong banyak transaksi bisnis fisik secara online, Lauria menunjukkan perusahaan teknologi di berbagai bidang seperti pengiriman makanan, telemedicine, e-commerce, dan teknologi keuangan telah mengalami pertumbuhan yang kuat.

Tren itu diperkirakan akan terus berlanjut dalam waktu dekat. Asia Tenggara adalah rumah bagi sekitar 400 juta pengguna internet dan 10 persen diantaranya online untuk pertama kalinya pada 2020.

Ekonomi internet di Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Thailand sebagai ekonomi terbesar di kawasan ini, diprediksi akan melampaui USD 300 miliar pada 2025.

Â