Sukses

Harga Gas Makin Kompetitif, PGN Dulang Pendapatan

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) raih pendapatan US$ 1,83 miliar, atau naik 12,2% dari periode yang sama tahun lalu US$ 1,63 miliar. Kenaikan itu salah satunya ditopang peningkatan volume pendistribusian dan transmisi gas.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) raih pendapatan US$ 1,83 miliar, atau naik 12,2% dari periode yang sama tahun lalu US$ 1,63 miliar. Kenaikan itu salah satunya ditopang peningkatan volume pendistribusian dan transmisi gas.

Hingga akhir September 2012, volume gas yang didistribusikan PGN sebanyak 801 juta kaki kubik per hari (mmscfd), naik dibandingkan periode yang sama pada 2011 sebesar 785 mmscfd.

Adapun volume gas transmisi meningkat dari 844 mmscfd menjadi 878 mmscfd. PGN membukukan pertumbuhan laba bersih sekitar 16,2% (year on year)  menjadi US$ 621 juta pada kuartal III 2012

"Kami percaya bahwa kebijakan Menteri ESDM akan mampu menciptakan  iklim usaha  yang lebih sehat di sektor migas dan hal itu akan menjadi peluang bagi pertumbuhan bisnis PGN ke depan," jelas Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso, Jumat (30/11/2012).

Hendi menambahkan, untuk meningkatkan kinerja perusahaan, PGN  telah berhasil merealisasikan sejumlah rencana kerja di tahun 2012. Sebagai contoh melalui perusahaan patungan dengan Pertamina  yaitu PT Nusantara Regas, PGN telah mengoperasikan Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat.

Keberadaan FSRU ini mampu memasok kebutuhan gas bagi PLN sehingga bisa mendorong terciptanya efisiensi bagi PLN. Saat ini, PGN juga sedang memulai pembangunan kapal FSRF ( Floating Storage and Regasification Facilities) di daerah Labuhan Maringgai, Lampung. Untuk mewujudkan proyek infrastruktur yang 100% dimiliki perusahaan ini, PGN telah menandatangani kesepakatan dengan Hoegh LNG Ltd. dan PT Rekayasa Industri (Rekin).

Pembangunan FSRU Lampung tersebut, ditargetkan bisa beroperasi di tahun 2015. Dengan kapasitas pengeluaran sebanyak 240 mmscfd selama 20 tahun, FSRF Lampung akan diarahkan untuk memasok kebutuhan PLN dan juga sektor industri di Lampung dan Jawa Barat.

 "PGN akan terus membangun infrastruktur gas secara nasional untuk bisa memenuhi kebutuhan sektor industri dan PLN. Penggunaan gas terbukti telah memberikan nilai tambah yang maksimal bagi sektor industri sehingga produk mereka semakin kompetitif," jelas Hendi.

Sampai kuartal III-2012, harga rata-rata gas PGN sebesar US$ 8,45 per juta british thermal unit (mmbtu). Menurut Hendi, harga tersebut jauh lebih rendah ketimbang harga elpiji 3 kilogram bagi rumah tangga yang telah disubsidi, sebesar US$ 10,38 per mmbtu dan harga solar yang mencapai US$ 29,26 per mmbtu

Harga gas yang demikian kompetitif tersebut telah mendorong banyak sektor industri menggunakan gas. Bahkan sampai akhir September 2012, sekitar 97% alokasi gas PGN disalurkan untuk memenuhi kebutuhan sektor industri.

"Kami sangat senang bisa ikut berkontribusi untuk meningkatkan kinerja sektor industri nasional.  Bagaimanapun dengan biaya energi yang semakin rendah, maka daya saing produk-produk Indonesia akan semakin meningkat," jelas Hendi. (IGW)