Sukses

Hasnur Internasional Shipping Optimistis Bisnis Logistik Batu Bara Masih Stabil

PT Hasnur Internasional Shipping saat ini memiliki dan mengoperasikan 12 set kapal tunda dan tongkang dengan kapasitas angkut bervariasi mulai dari 7.500–10.000 ton.

Liputan6.com, Jakarta - PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HIS) optimistis bisnis batu bara masih akan stabil ke depan. Hal itu merujuk pada konsumsi energi di dalam negeri yang masih besar. Sementara selama ini ditopang oleh energi berbahan baku fosil.

"Kami dari Perseroan yakin bisnis batu bara akan tetap stabil karena didukung dengan konsumsi energi dalam negeri yang terus meningkat dan tulang punggungnya masih fossil fuel,” kata Direktur PT Hasnur Internasional Shipping Tbk, Soma Ariyaka dalam paparan publik, Senin (26/7/2021).

Apalagi, lanjut Soma, Pemerintah telah mematok target bauran nasional pada 2025, yang terdiri dari bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen, gas bumi sebesar 22 persen, minyak bumi sebesar 25 persen, dan batu bara sebesar 30 persen.

"Jadi kami optimis bahwa ke depan jasa pendukung logistik batu bara tersebut juga akan berkembang," kata Soma.

PT Hasnur Internasional Shipping Tbk saat ini memiliki dan mengoperasikan 12 set kapal tunda dan tongkang dengan kapasitas angkut bervariasi mulai dari 7.500 – 10.000 ton.

Pada 2019, HIS mencapai total pengangkutan sebesar 6,8 juta MT cargo batu bara. Bahkan dalam keadaan pandemi, HIS berhasil mengangkut sebanyak 4,95jt MT ton cargo batu bara sepanjang 2020.   

"Perseroan memiliki integrasi bisnis dengan Hasnur Grup yang membuka peluang pertumbuhan pendapatan dari angkutan batu bara karena Hasnur Grup sendiri memiliki konsesi sektor pertambangan seluas 3.990 hektar dengan cadangan 280 juta MT berlokasi di Rantau Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan," ujar Soma.

Ia menambahkan, hal ini belum termasuk potensi cargo dari beberapa pelanggan lain yang bertetangga dengan wilayah konsesi miliki grup. "Jadi memang potensinya sangat besar dan terbuka untuk HIS masuk," kata dia.

Namun perlu diingat, Soma mengatakan, Hasnur Internasional Shipping juga akan mengembangkan komoditas penting lainnya. Termasuk operasional terminal reguler dan khusus di Pelabuhan Tanjung Silopo di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Dari sisi geografis, daerah ini terletak berseberangan langsung dengan kawasan calon Ibukota Baru, Kalimantan Timur.

"Pelabuhan di Sulawesi Barat itu berhadapan langsung dengan rencana pengembangan atau ibu kota baru Indonesia, maka kami juga mengembangkan angkutan komoditas agregat dari Sulawesi Barat yang bisa diangkut menuju Kalimantan Timur,” pungkas Soma.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Hasnur Internasional Bakal IPO

Sebelumnya, PT Hasnur Internasional Tbk akan melepas 525,25 juta lembar saham baru atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).

Perseroan bakal meraih dana sekitar Rp 120 miliar-Rp 157 miliar dari IPO. Adapun harga perdana saham di kisaran Rp 230-Rp 300 per saham.

Direktur Utama PT Hasnur Internasional Tbk, Jayanti Sari menuturkan, perseroan akan menambah investasi dengan pengadaan kapal dan tongkat. Tambahan investasi juga untuk pengembangan usaha Pelabuhan dan jasa-jasa terkait usaha ke Pelabuhan.

Perseroan akan memakai dana IPO tersebut antara lain sekitar 46 persen untuk belanja modal dengan membeli tiga set armada kapal laut dan tongkang dengan indikasi harga Rp 50 miliar.

"Jika dari 40 persen dari hasil IPO tersebut tidak cukup untuk mendanai pembelian tiga kapal dan tongkang, maka kekurangannya akan menggunakan dana pihak ketiga yang akan diusahakan setelah IPO,” ujar Direktur Utama PT HIS, Jayanti Sari.

Manajemen PT HIS berharap pembelian tiga set armada tersebut akan memperbaiki kinerja operasional melalui perbaikan komposisi penggunaan Armada antara kapal sewa atau rentship dan kapal milik sendiri atau ownship.

Sebanyak 23 persen dana dari hasil IPO akan disalurkan kepada entitas anak yaitu PT Hasnur Resources Terminal (HRT) dalam bentuk pinjaman untuk pembelian peralatan guna mendukung rencana pengembangan serta peningkatan fasilitas dalam menjalankan kegiatan usahanya di bidang jasa kepelabuhan.  Lalu sebanyak 31 persen akan digunakan untuk modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional.