Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) mencatat saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (27/7/2021). Pada perdagangan perdana, saham UVCR bergerak di zona hijau.
Mengutip data RTI, saham UVCR naik 10 persen ke posisi Rp 110 per saham dari harga IPO Rp 100 per saham. Saham UVCR berada di level tertinggi dan terendah Rp 110. Total frekuensi perdagangan 658 kali dengan volume perdagangan 454.727. Nilai transaksi harian Rp 4,7 miliar.
Penguatan saham UVCR terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Laju IHSG naik 0,22 persen ke posisi 6.119. Indeks LQ45 susut 0,28 persen ke posisi 838,77. Sebanyak 242 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 218 saham melemah dan 166 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG berada di posisi tertinggi 6.144 dan terendah 6.117.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 765.808 kali dengan volume perdagangan 11,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,9 triliun. Investor asing jual saham Rp 5,5 miliar di pasar regular.
"Puji syukur kepada Tuhan, hari ini Ultra Voucher berhasil mencapai milestone baru dan strategis untuk semakin memperkuat dan memperluas bisnis perusahaan. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut membantu kesuksesan IPO UVCR," ujar Direktur Utama Ultra Voucher Hady Kuswanto, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Selasa pekan ini.
Hady menambahkan IPO ini juga menjadi momen penting bagi Ultra Voucher dalam upaya mempercapat pengembangan bisnis dan investasi perusahaan.
Sebagai perusahaan publik, UVCR kini memiliki akses keuangan dan jejaring bisnis yang terbuka lebar, sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan peluang pasar yang tumbuh cepat, salah satunya berkat digitalisasi yang berlangsung saat ini.
"Kami telah menyiapkan strategi yang matang dan terintegrasi baik jangka pendek, menengah dan panjang. Melalui transformasi bisnis yang terukur dan disiplin dalam eksekusi atas semua strategi kami, Ultra Voucher menyiapkan diri untuk membuka jaringan hingga ke pasar ASEAN," tambahnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Potensi Bisnis
Direktur Ultra Voucher, Riky Boy Permata mengatakan, pengembangan bisnis Ultra Voucher didukung empat kanal distribusi utama, yakni Business to Business (B2B), E-commerce, direct to retail, dan reseller. Pengembangan bisnis juga didukung sumber daya manusia di Ultra Voucher yang berpengalaman di dunia teknologi digital.
Ultra Voucher juga akan melakukan transformasi bisnis yakni pengembangan produk yang lebih besar. Hal ini untuk mempertahankan bisnis yang positif. Pada Maret 2021, penjualan tumbuh 110,69 persen menjadi Rp 194,48 miliar dibanding penjualan per Maret 2020. Laba bersih juga melonjak 119,46 persen menjadi Rp 543,59 juta.
"Dengan pemanfaatan teknologi, voucher digital Ultra Voucher merupakan platform di mana orang[1]orang bisa mencari berbagai macam voucher," ujar dia.
Ia menambahkan, oleh sebab itu mengapa Ultra Voucher disebut sebagai one platform, one voucher for all. Sehingga kehadiran Ultra Voucher memberikan kemudahan bagi konsumen, dan menjadi technology enabler bagi partner dengan tiga faktor utama yang dimiliki, yaitu voucher issuance, voucher distribution dan voucher redeemtion.
Saat ini, lanjut Riky, Ultra Voucher telah menjalin kerja sama dengan 300 brand dan lebih dari 40.000 outlet di seluruh Indonesia.
Adapun merchant yang bekerjasama dengan Ultra Voucher saat ini dari berbagai segmen, yakni Beauty & Relaxation, Departement Store, E-Commerce, Entertainment, Food & Beverage (F&B), Hotel & Travel, Accessories & Jewelry, Lifestyle, Investment, dan lain-lain.
Advertisement
Beri Khasanah Baru
Sementara itu, Direktur PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mukti Wibowo Kamihadi mengatakan saham Ultra Voucher menjadi pioneer saham perusahaan voucher sektor digital teknologi yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Saham UVCR ini akan memberikan khasanah baru bagi pelaku pasar modal di Tanah Air yang dari sisi potensi bisnisnya yang tinggi.
"Kami senang dapat mengawal proses IPO Ultra Voucher, di mana saham UVCR ini sangat potensial, dibangun oleh anak bangsa dengan kapabilitas di sektor teknologi yang mumpuni, dan sektor bisnis yang terus tumbuh dan berdaya saing global,” ucap Wibowo.
Selama masa book building hingga penawaran umum saham UVCR mencatatkan kelebihan pemesanan atau oversubscribe sekitar 5,2 kali. Direktur Utama PT Fajar Surya Sekuritas, Steffen Fang menuturkan, ada permintaan tiga miliar saham dari jumlah saham yang ditawarkan sekitar 500 juta. Ia menuturkan, pada penjatahan, investor Ultra Voucher antara lain sekitar 18.850 investor ritel dan 20 investor institusi.
"Investor tersebut tersebar 34 provinsi Selain investor dari Indonesia ada mancanegara, ada dari sembilan negara dari Australia, Tiongkok, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Timor Leste dan Taiwan," ujar dia.
Ia mengatakan, kenaikan harga saham UVR pada perdagangan juga didorong sejumlah hal. Pertama, rekam jejak historis. Kedua, pihaknya melihat potensi pertumbuhan usaha yang tinggi di masa depan. Ketiga , posisi di sektor teknologi menjadi incaran investor.
"Faktor penting suksesnya IPO. Fundamental konsisten pertumbuhan stabil selama beberapa tahun terakhir,. Debt to equity ratio (DER) rendah, dipercaya pemain besar seperti Tokopedia, Gojek dan Bukalapak," ujar dia.