Liputan6.com, Jakarta - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) memutuskan seluruh laba bersih tahun buku 2020 dialokasikan untuk cadangan Perseroan. Artinya, Perseroan tidak membagikan dividen untuk tahun buku tersebut.
“Perseroan menetapkan penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2020 sebesar USD 22,635 juta seluruhnya menjadi cadangan Perseroan,” ungkap Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim, merujuk pada mata agenda ketiga RUPS, Kamis (29/7/2021).
Baca Juga
Sepanjang 2020, Krakatau Steel mencatatkan laba bersih sebesar USD 22,6 juta atau sekitar Rp 327,46 miliar (kurs Rp 14.467 per USD), dengan capaian laba operasi mencapai USD 166,7 juta atau Rp 2,41 triliun.
Advertisement
“Di saat dunia masih menghadapi pandemi Covid-19, Krakatau Steel justru mampu meraih laba dari yang sebelumnya mengalami kerugian sejak tahun 2012,” ujar Silmy.
Peningkatan kinerja Krakatau Steel juga terlihat dari capaian EBITDA atau Earning Before Interest, Taxes, Depreciation & Amortization, yang kian membaik. Pada 2020, Krakatau Steel mampu membukukan EBITDA sebesar USD 76 juta, dari sebelumnya EBITDA minus USD 135 juta pada 2019.
Kinerja Positif pada Semester I 2021
Pada semester I-2021 ini pun Krakatau Steel kembali mencatatkan kinerja positif dengan perolehan laba bersih sebesar USD 32,7 juta atau Rp 473,08 miliar.
“Kami terus menjaga tren positif Krakatau Steel melalui peningkatan penjualan ekspor, pengembangan bisnis melalui pembentukan Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur, Subholding Bisnis Baja, maupun pengembangan program hilirisasi dan pengembangan digitalisasi,” pungkas Silmy.
Selain tidak membagikan dividen, dalam pelaksanaan RUPS Krakatau Steel kali ini tidak ada penggantian direksi maupun komisaris.
Advertisement
Gerak Saham KRAS
Pada penutupan perdagangan Kamis, 29 Juli 2021, saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) turun 1,62 persen menjadi Rp 486 per saham.
Saham KRAS dibuka stagnan di posisi Rp 494. Saham KRAS berada di level tertinggi Rp 505 dan terendah Rp 484 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.276 kali dengan volume perdagangan 372.914. Nilai transaksi Rp 18,3 miliar.