Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan jumlah investor pasar modal bertumbuh hingga mencapai 5,6 juta atau 96 persen pada Juni 2021.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso menuturkan, hal itu didorong dari tingkat bunga simpanan di bank yang terus turun. Simpanan melimpah di perbankan dengan tumbuh 11,28 persen saat pandemi COVID-19. Sebelum pandemi COVID-19, dana masyarakat di perbankan hanya tumbuh 6-7 persen.
Baca Juga
Akan tetapi, suku bunga simpanan di perbankan turun. Ini ditunjukkan dengan bunga deposito yang biasa di kisaran 6,5 persen-7 persen, saat ini turun menjadi sekitar 5 persen. Bahkan ia menuturkan, ada yang menawarkan empat persen. Oleh karena itu, masyarakat mencari alternatif untuk investasi.
Advertisement
"Berkah pasar modal. Investor ritel naik luar biasa 5,6 juta atau 96 persen pada Juni 2021. (Dana-red) masyarakat di perbankan cukup tinggi, bunga terus turun,” ujar dia dalam diskusi virtual Like It, Selasa (3/8/2021).
Meski demikian, ia mengingatkan agar masyarakat juga harus paham mengenai produk investasi. Wimboh menuturkan, saat ini banyak tawaran instrumen yang ditawarkan di pasar modal dan lainnya.
"Alternatif di pasar modal kita juga harus hati-hati memilih instrumen. Kalau supply dan demand tidak balance, timbulkan buffer, timbulkan volatisme, harga di pasar modal jadi potensi spekulasi oleh orang tidak bertanggung jawab,” kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Meningkatkan Pendalaman Pasar Keuangan
Oleh karena itu, pihaknya berupaya meningkatkan pendalaman pasar keuangan dan memberikan edukasi, literasi kepada masyarakat. Hal ini agar mencegah spekulasi yang berlebihan dan kerugian di masa depan.
“Dan sangat penting agar masyarakat paham. Kita lakukan bersama (edukasi-red) para pelaku pasar sektor jasa keuangan, pasar modal termasuk hedge fund, reksa dana, manajer investasi, tugas kita bersama,” kata dia.
Advertisement