Liputan6.com, Jakarta - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) mencatatkan kenaikan pendapatan pada semester I 2021. Menurut data resmi perseroan, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp794,12 miliar atau tumbuh 29,7 persen.
Sedangkan pendapatan tercatat yang mampu dikukuhkan PT Semen Indonesia Tbk yakni Rp16,21 triliun atau naik 1,2 persen dibandingkan 2020 sebesar Rp16,03 triliun. Beban pokok pendapatan tercatat mencapai Rp11,62 triliun atau naik 3,7 persen dibandingkan tahun lalu yakni, Rp11,21 triliun.
Baca Juga
Direktur Utama SIG, Hendi Prio Santoso mengatakan, peningkatan laba di antaranya ditopang oleh peningkatan pendapatan, peningkatan volume penjualan serta pengelolaan utang yang berkelanjutan.
Advertisement
"Pengelolaan utang yang berkelanjutan yang dilakukan oleh Perseroan mampu menghasilkan penurunan biaya keuangan sebesar 27,7 persen pada semester I tahun 2021," katanya.
Pada enam bulan pertama, Semen Indonesia mencatatkan pendapatan sebesar Rp16,21 triliun. Hal ini ditopang oleh peningkatan total volume penjualan.
Untuk ekspor, pada semester I 2021, Semen Indonesia berhasil meningkatkan penjualan hingga 35,5 persen. Dengan peningkatan ekspor tersebut, total volume penjualan yang mampu ditorehkan yakni sebesar 5,7 persen secara Year on Year (YoY).
"Peningkatan penjualan regional merupakan upaya Perseroan untuk memastikan utilisasi fasilitas produksi tetap terjaga di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini”, kata Hendi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gandeng Perusahaan Jepang
Sebelumnya, perusahaan asal Jepang Taiheiyo Cement Corporation (TCC) akuisisi 15,04 persen saham anak perusahaan Semen Indonesia, yaitu PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. TCC kucurkan dana Rp 3,14 triliun atau sekitar USD 220 juta.
Direktur Strategi Bisnis dan Pengembangan Usaha PT Semen Indonesia Tbk, Fadjar Judisiawan menuturkan, langkah yang diambil merupakan salah satu komitmen nyata untuk menjadikan perusahaan sebagai penyedia bahan bangunan terbesar secara regional. Selain itu, dua perseroan juga mempertimbangkan model bisnis berkelanjutan.
Kerja sama yang terjalin antara keduanya juga merupakan langkah perusahaan BUMN tersebut untuk menjadi perusahaan dengan standar operasional global karena meningkatkan nilai serta kapabilitas untuk menghadapi persaingan industri semen dunia.
Fadjar menuturkan, dengan teknologi yang dimiliki TCC dapat juga mengolah bahan daur ulang dengan lebih baik. "Jadi memang bisa lebih maju. Diharapkan SIG bisa menerapkan ke semen Indonesia," kata dia.
Selain itu, Fadjar juga berharap kerja sama ini mampu memperluas pasar ekspor SIG, sehingga lebih dikenal secara global.
Advertisement