Sukses

Jurus OJK Dongkrak Literasi Keuangan di Pasar Modal Indonesia

OJK menyebutkan tingkat literasi keuangan masyarakat khususnya di pasar modal itu masih rendah yaitu hanya 5 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, jumlah investor ritel pasar modal Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 96 persen yoy pada semester I 2021.

Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara menyebutkan, pertumbuhan investor ritel tersebut didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z.

"Peningkatan jumlah investor di pasar modal merupakan perkembangan yang menggembirakan. Namun, peningkatan jumlah investor ini harus penerapan tiga program utama dalam menjaga kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia," kata Tirta dalam Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT#2) - Yuk Berinvestasi di Pasar Modal, Kamis (5/8/2021).

Pertama, peningkatan literasi keuangan. Khususnya pemahaman  terhadap investasi pada instrumen keuangan agar investor semakin cakap dalam mengambil keputusan investasi.

"Perlu dicatat bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat khususnya di pasar modal itu masih rendah. Yaitu hanya 5 persen masyarakat yang memahami produk pasar modal," ujar Tirta.

Angka itu jauh di bawah tingkat literasi keuangan nasional yang rata-rata sebesar 38 persen. Ia berkeyakinan,investor ritel yang melek keuangan dapat melindungi dirinya sendiri dari praktek penipuan dan investasi ilegal.

"Mereka dapat memilih produk investasi yang sesuai dengan kebutuhan serta kemampuannya, dengan mempertimbangkan aspek risiko, legalitas produk, serta kewajaran penawaran produk. Oleh karena itu, segala upaya untuk tingkatkan literasi keuangan khususnya di bidang pasar modal terus kita dorong,” kata Tirta.

Selanjutnya adalah perluasan akses keuangan khususnya juga produk pasar modal supaya lebih merata. Dalam situasi pandemi, Tirta menyatakan ketersediaan produk investasi yang aksesibel, fleksibel dan affordable merupakan hal yang sangat krusial.

Oleh karena itu, OJK akan terus mendorong pendalaman pasar keuangan melalui FKP3K untuk memberikan alternatif instrumen investasi yang lebih banyak, informasi yang lengkap dan memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait investasi di sektor keuangan. Ketiga, adalah program literasi dan inklusi keuangan.

"Menyikapi semakin banyaknya produk investasi yang bersifat hybrid maka sinergi diantara regulator, pemerintah, dan juga industri ini jadi keharusan,” kata Tirta.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

OJK Ingatkan Prinsip Legal dan Logis

Di saat bersamaan, regulator dituntut buat regulasi yang relevan untuk kemajuan sektor keuangan, sekaligus mengawasinya dan dapat merespons pengaduan konsumen dengan baik dan tepat waktu.

Selanjutnya, upaya pemberantasan negara melalui Satgas waspada investasi saat ini merupakan forum terus digenjot OJK.

"Hal ini penting mengingat tindakan melawan hukum tentang perhimpunan dana dan pengelolaan investasi sebagian besar bersifat lintas lembaga atau Kementerian. Oleh karena itu kerja sama dan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan ini mutlak harus dilakukan,” ujar dia.

Tirta juga  mengingatkan masyarakat investasi di manapun, mestinya harus memenuhi prinsip 2L. Legal dan Logis. "Jika ragu, bisa menghubungi kontak OJK 157 dengan telepon, atau dengan whatsapp only, nomornya 081 157 157 157,” pungkas Tirta.

 

  

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Otoritas Jasa Keuangan atau OJK adalah lembaga yang berfungsi untuk mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan di sektor keuangan.

    OJK

  • Pasar modal adalah seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang.

    pasar modal

  • Literasi Keuangan

  • Investor