Sukses

Bursa Saham Asia Bervariasi, Indeks Kospi Memimpin Pelemahan

Bursa saham Korea Selatan memimpin penurunan di bursa saham Asia pada perdagangan Jumat, 13 Agustus 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Jumat pagi (13/8/2021). Bursa saham Korea Selatan memimpin kerugian di antara bursa saham Asia dengan saham Samsung merosot setelah pewaris perusahaan dibebaskan dari penjara.

Pada perdagangan Jumat pagi, saham Samsung Electronics melemah 3,25 persen, saham Samsung C&T turun 1,48 persen. Saham Samsung Life Insurance tergelincir hampir 1 persen dan Samsung SDS susut 1,4 persen.

Bursa saham Korea Selatan tergelincir setelah Vice Chairman Samsung Electronics Jay Y.Lee dibebaskan dari penjara pada Jumat, 13 Agustus 2021. Pemerintah Korea Selatan mengumumkan awal pekan ini, Jay Lee memenuhi syarat untuk pembebasan bersyarat. Demikian dilansir dari CNBC, Jumat, pekan ini.

Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 1,61 persen. Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 0,17 persen. Sementara itu, indeks Topix menguat 0,1 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat tipis 0,49 persen seiring investor mencermati situasi kasus COVID-19. Hal ini seiring Canberra memasuki lockdown selama sepekan mulai Kamis ini setelah ditemukan kasus COVID-19.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,43 persen. Di wall street, indeks Dow Jones naik 14,88 poin ke posisi 35.499,85. Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 0,3 persen menjadi 4.460,83. Indeks Nasdaq bertambah 0,35 persen menjadi 14.816,26.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Indeks Dolar AS

Indeks dolar Amerika Serikat berada di kisaran 92,99. Angka ini di bawah awal pekan sekitar 92,9. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 110,39 per dolar AS.

Harga minyak turun pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak Brent berjangka turun 0,53 persen menjadi USD 70,94 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat susut 0,56 persen menjadi USD 68,7 per barel.