Sukses

Bursa Saham Asia Tergelincir, Investor Pantau Kasus COVID-19 di Australia

Bursa saham Asia melemah pada perdagangan Selasa, 17 Agustus 2021. Hal ini berlawanan dengan wall street.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Selasa pagi (17/8/2021). Pergerakan bursa saham Asia ini mengabaikan indeks Dow Jones dan S&P 500 yang mencatat rekor.

Di Jepang, indeks saham Nikkei naik 0,18 persen. Indeks saham Topix melemah. Indeks Korea Selatan Kospi merosot 0,57 persen. Bursa saham China bervariasi. Indeks Shanghai menguat. Sementara itu, indeks Shenzhen tergelincir. Indeks Hong Kong Hang Seng susut 0,17 persen. Indeks ASX 200 melemah 0,8 persen.

Risalah dari pertemuan kebijakan moneter Reserve Bank of Australia pada Agustus 2021 yang diriis Selasa menunjukkan bank sentral mengakui wabah varian delta COVID-19 dan lockdown yang menyertainya telah mendorong ketidakpastian yang tinggi pada prospek semester II 2021.

Investor terus memantau situasi COVID-19 di Australia dengan kota-kota terbesar di Australia. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,49 persen. Demikian dilansir dari CNBC, Selasa (17/8/2021).

Di wall street, indeks Dow Jones naik 110,02 poin menjadi 35.625,40. Indeks S&P 500 mendaki 0,26 persen menjadi 4.479,71. Indeks Nasdaq melemah 0,2 persen ke posisi 14.793,76.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Indeks Dolar AS

Investor akan mencermati data penjualan ritel Amerika Serikat yang rilis pada Selasa pekan ini. Ekonom yang disurvei Dow Jones, data penjualan ritel turun 0,3 persen pada Juli, seiring data Juni yang menguat 0,6 persen.

Indeks dolar AS berada di posisi 92,64 setelah sentuh posisi 92,8. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 109,24 per dolar AS. Harga minyak pada jam perdagangan di Asia, harga minyak Brent berjangka naik 0,36 persen menjadi USD 69,76 per barel. Harga minyak Amerika Serikat menanjak 0,4 persen menjadi USD 67,56 per barel.