Sukses

Pendapatan Bintraco Dharma Turun Jadi Rp 2,18 Triliun pada Semester I 2021

PT Bintraco Dharma Tbk (CARS) catat penurunan pendapatan dan rugi pada semester I 2021.

Liputan6.com, Jakarta - PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk atau PT Bintraco Dharma Tbk (CARS) mengalami penurunan pendapatan bersih selama semester I 2021.

Dilansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan melaporkan penjualan bersih yang mampu ditorehkan hanya  Rp2,18 triliun atau turun 3 persen dari periode sama tahun lalu.

Selain itu, perseroan juga melaporkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp2,18 triliun dan rugi bersih konsolidasi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp105 miliar.

Penurunan bisa ditekan karena segmen otomotif berhasil tumbuh 19 persen berkat kebijakan pemerintah terkait relaksasi potongan harga PPnBM untuk mobil baru. Adapun penjualan mobil baru mencapai 7.405 unit atau 14 persen lebih besar dari pencapaian Juni 2020.

"Kebijakan relaksasi potongan harga PPnBM memberikan imbas positif terhadap kinerja segmen ini dengan peningkatan kontribusi penjualan mobil baru pada model-model favorit terutama di kelas SUV dan MPV," ujar Direktur Utama Bintraco, Sebastianus Harno Budi, dikutip Rabu (18/8/2021).

Meski demikian, perseroan masih harus menghadapi tantangan di segmen pembiayaan dan purnajual karena peningkatan risiko kredit di tengah masa pandemi. Sementara itu, segmen purnajual untuk distributor suku cadang juga menghadapi kendala karena pengetatan syarat pengadaan dari suplier.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Fokus Perseroan

Kondisi ini membuat perseroan berfokus pada kegiatan collection, terutama di segmen pembiayaan. Khusus purnajual, terdapat juga bengkel modern CARfix yang mampu memperkuat program service berkala dan memberikan kontribusi positif sejak akhir tahun 2020.

Adapun portofolio piutang pembiayaan hingga Juni 2021 tercatat 34.541 unit atau lebih rendah 40 persen dari posisi tahun sebelumnya.

Dari pencatatan laba kotor, segmen otomotif memberikan kontribusi pertumbuhan 17 persen atau Rp278 miliar. Sementara di tengah peningkatan risiko kredit dengan rendahnya pembiayaan baru dan keterbatasan pendanaan membuat segmen pembiayaan membukukan kerugian kotor hingga Rp 63 miliar.

3 dari 3 halaman

Alami Rugi

Adapun segmen purnajual mencatatkan laba kotor senilai Rp12 miliar sehingga konsolidasi laba kotor berada di angka Rp226 miliar atau 19 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Perseroan tercatat sebesar Rp105 miliar. Sebastian menuturkan, Perseroan fokus pada pengelolaan arus kas guna memastikan kinerja terbaik, utamanya di segmen otomotif yang menikmati program relaksasi potongan harga PPnBM pada 2021.

Sementara di saat bersamaan mencoba memperkuat segmen pembiayaan dan purnajual termasuk secara aktif berkomunikasi dengan pemangku kepentingan termasuk pemegang saham, regulator hingga penjajakan mitra strategis.