Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) atau GMF AeroAsia menargetkan pertumbuhan EBITDA yang positif hingga USD 4 juta atau sekitar Rp 57,85 miliar (kurs Rp 14.463 per USD) pada 2021. Target itu merujuk pada dinamika pandemi COVID-19 yang saat ini masih berlangsung di dalam negeri.
"Proyeksi keuangan masih sangat dinamis. Jadi kalau kita lihat pandemi ini selalu ada turun naiknya terutama kaitannya dengan PPKM ini yang perlu disikapi. Tapi harapannya adalah tahun ini kita targetkan setidaknya EBITDA itu positif. Kalau kita hitung dengan asumsi keadaan sekarang, EBITDA itu kita targetkan positif sekitar USD 4 juta,” kata Direktur Keuangan GMF AeroAsia, Edward Okky Avianto dalam konferensi pers, Jumat (20/8/2021).
Baca Juga
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Perseroan, Andi Fahrurrozi mengatakan, GMFI tahun ini akan fokus pada lini bisnis yang memberikan profitabilitas tinggi. Segmen itu berasal dari bisnis non-aviasi.
Advertisement
"Tahun ini kita fokus untuk bagaimana operasional kita bisa positif. Jadi kita memulihkan kondisi keuangan dengan cara bertahap. Pertama menjaga agar operasional kita bisa positif. Kita fokus pada proyek-proyek dengan profitabilitas tinggi,” kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Prediksi Industri
Pada 2021- 2022, industri aviasi dinilai belum akan pulih seperti sebelum pandemi. Oleh karena itu, Perseroan akan mencari peluang dengan mendatangkan lessor.
Dengan banyaknya pesawat baik domestik maupun regional yang diambil kembali oleh lessor, ini merupakan kesempatan besar bagi GMFI untuk bisa mendapatkan pekerjaan perawatan pesawat dari lessor tersebut.
“Karena saat pesawat di ambil oleh lessor, mereka akan akan perlu perawatan. Jadi hal ini akan kita optimalkan untuk mendapatkan porsi maintenance dari para lessor,” tutur Andi.
Sementara, menurut proyeksi International Air Transport Association (IATA), Edward mengatakan pertumbuhan penerbangan global maupun regional akan pulih sekitar 2024.
“Jadi untuk menyikapi proyeksi itu kita ke depan coba untuk berfokus pada bisnis yang kaitanya dengan industri pertahanan dan juga IGT (industrial gas turbine Engine),” kata dia.
Advertisement
Belanja Modal
Pada 2021, Perseroan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD 5 juta atau sekitar Rp 72,31 miliar. Edward mengatakan, angka ini akan difokuskan untuk diversifikasi produk yang menjadi fokus perseroan dan menyumbang profitabilitas tinggi.
"Tahun ini kita fokus mengembangakn kapabiliti yang relevan dengan Defense Industry dan yang relevan dengan power Services karena itu merupakan kapabilitas baru GMF yang bisa hasilkan uang dalam waktu dekat,” kata Andi.
“Kenapa hanya USD 5 juta, karena kita akan utamakan realisasi dari capex yang terkait dengan diversifikasi produk kita. Bahwa ke depan kita kaan perbesar segmentasi di sisi military, kedua adalah IGT. Jadi pekerjaan-pekerjaan yang tidak terdampak dengan commercial aviation kita akan coba fokuskan pertumbuhan bisnisnya ke arah situ,” timpal Edward.
Adapun hingga kuartal pertama 2021, Perseroan mencetak EBITDA positif sebesar USD 2,6 juta, naik signifikan dari tahun sebelumnya.
"Hingga kuartal 1-2021 perseroan mencatat ebitda sebesar USD 2,6 juta. Jadi memang kalau kita lihat kuartal I secara yoy dibandingkan dengan kuartal yang sama di 2020 memang ada perbaikan signifikan. Harapannya ini memang akan pertahankan sampai dengan akhir tahun ini,” kata Edward.