Sukses

Hacker Akhirnya Kembalikan Seluruh Aset Kripto yang Dibobol Senilai Rp 8,77 Triliun

Poly Network melaporkan serangan siber. Peretas berhasil membobol token digital atau kripto senilai lebih dari USD 600 juta

Liputan6.com, Jakarta - Peretas di balik pencurian cryptocurrency atau uang kripto terbesar sepanjang masa, akhirnya mengembalikan seluruh aset yang diretas.

Dalam sebuah unggahan di blog Poly Network, perusahaan mengatakan Mr White Hat, inisial peretas, membagikan apa yang disebut 'kunci pribadi' yang diperlukan untuk mendapatkan kembali kendali atas aset yang tersisa.

"Pada titik ini, semua aset pengguna yang ditransfer selama insiden, telah pulih sepenuhnya. Kami sedang dalam proses mengembalikan kontrol aset penuh kepada pengguna secepat mungkin,” kata Poly Network, dikutip dari CNBC, Selasa (24/8/2021).

Kejadian ini adalah salah satu cerita paling aneh tentang peretasan cryptocurrency baru-baru ini. Peretasan itu dianggap sebagai pencurian kripto terbesar sepanjang masa, melampaui USD 534,8 juta atau sekitar Rp 7,69 triliun yang dicuri dari pertukaran mata uang digital Jepang Coincheck 2018, dan USD 450 juta atau sekitar Rp 6,47 triliun aset bitcoin yang hilang dari Mt.Gox yang berbasis di Tokyo pada 2014.

Pekan lalu, pertukaran mata uang kripto Jepang Liquid melaporkan pihaknya terkena serangan siber. Para peretas kabur dengan koin digital senilai USD 97 juta atau sekitar Rp 1,39 triliun.

Poly Network, sebuah platform di bidang keuangan terdesentralisasi (decentralized finance/DeFi), melaporkan serangan siber. Peretas berhasil membobol token digital senilai lebih dari USD 600 juta atau sekitar Rp 8,63 triliun (asumsi kurs Rp 14.384 per dolar AS).

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Buka Dialog

Pencuri mengeksploitasi kerentanan dalam kode Poly Network yang memungkinkan mereka untuk mentransfer dana ke akun mereka sendiri. Anehnya, peretas Poly Network tidak kabur dengan hasil tangkapannya.

Sebaliknya, mereka membuka dialog dengan organisasi yang disasar, dan menjanjikan pengembalian semua aset yang diretas. Pakar keamanan mengatakan, kemungkinan penyerang menyadari kesulitan mereka untuk mencuci uang dan uang tunai.

Lantaran, semua transaksi dicatat di blockchain. Dalam pesan yang disematkan pada transaksi mata uang digital, orang tak dikenal yang mengaku sebagai peretas mengatakan mereka “undur diri dari pertunjukan”.

"Tindakan saya, yang mungkin dianggap aneh, adalah upaya saya untuk berkontribusi pada keamanan proyek Poly dengan gaya pribadi saya," kata orang itu.

Saat ini, Poly Network telah mendapatkan kembali kendali atas aset senilai USD 610 juta atau sekitar Rp 8,77 triliun yang diretas.

“Sekali lagi, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Mr White Hat karena menepati janjinya, serta komunitas, mitra, dan berbagai lembaga keamanan atas bantuan merek,” kata Perusahaan itu.