Sukses

Golden Eagle Energy Realisasikan 25 Persen Belanja Modal

Direktur Utama PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) Roza Permana Putra mengatakan belanja modal dipatok tak terlalu tinggi pada 2021.

Liputan6.com, Jakarta - PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) mencatatkan realisasi belanja modal (capital expenditur/capex) sebesar 25 persen hingga kini.

Merujuk pada kondisi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, Direktur Utama SMMT Roza Permana Putra mengatakan belanja modal dipatok tak terlalu tinggi pada 2021.

"Perseroan saat ini masih belum terlalu akan banyak meningkatkan capex, melihat kondisi yang masih belum menentu dari covid-19 ini. Hal ini  betul-betul kita pelajari,” kata dia dalam paparan publi, Selasa (24/8/2021).

Tahun ini, Persroan berencana mengalokasikan belanja modal sekitar Rp 20 miliar. Roza memastikan, pihaknya bakal tetap meningkatkan efisiensi dan menjaga tingkatan produksi pada sisa tahun ini.

"Saat ini kami baru merealisasikan sekitar 25 persen dari rencana kami hingga akhir tahun. Tapi perkirakan maksimal kita tidak akan lebih dari Rp 20 miliar," kata dia.

“Kita akan fokus terus di dalam efisiensi peningkatan produksi sehingga dapat menjadikan perusahaan ini tetap bertahan dalam kondisi penuh tantangan ini,” Roza menambahkan.

Roza mengatakan, sumber pendanaan capex seluruhnya berasal dari kas operasional perusahaan. Hingga semester I 2021, Perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp 181 miliar, niak lebih dari dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. SMMT juga membukukan laba bersih sebesar Rp 46 miliar dari sebelumnya mencatatkan kerugian pada semester l-2020.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Gerak Saham SMMT

Pada penutupan perdagangan Selasa, 24 Agustus 2021, saham SMMT melemah 2,33 persen ke posisi Rp 126 per saham. Saham SMMT dibuka stagnan Rp 129.

Saham SMMT berada di level tertinggi Rp 135 dan terendah Rp 120 per saham. Total frekuensi perdagangan 498 kali dengan volume perdagangan 55.744. Nilai transaksi Rp 707,4 juta.