Liputan6.com, Jakarta - PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) merevisi penggunaan dana initial public offering (IPO) untuk turunkan beban utang Perseroan. Hal itu telah disepakati pemegang saham Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan yang digelar Selasa, 24 Agustus 2021.
Penggunaan dana sebesar 30 persen yang sebelumnya akan digunakan untuk pengembangan atau pembentukan anak usaha baru, setelah disetujui oleh para pemegang saham, akan dialokasikan untuk membayar pinjaman usaha Perseroan.
Baca Juga
"Dengan disetujuinya perubahan penggunaan dana tersebut, beban hutang INOV bisa berkurang dan kami berharap kinerja INOV ke depan akan semakin membaik,” ungkap Direktur PT Inocyle Technology Group Tbk, Victor Choi seperti dikutip, Rabu (25/8/2021).
Advertisement
Perseroan melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juli 2019. Saat itu, Perseroan melepas 608 juta saham dengan harga penawaran Rp 250 per saham.
INOV membidik dana IPO sebesar Rp 152 miliar. Seluruh dana hasil dari penawaran umum perdana saham, setelah dikurangi biaya biaya emisi sebesar 40 persen akan digunakan untuk pembayaran utang kepada PT Putra Karya International.
Adapun, sekitar 30 persen untuk pengembangan bisnis baru melalui anak perusahaan baru dalam bentuk usaha patungan, dan sekitar 30 persen akan digunakan untuk menambah modal kerja perseroan untuk mendukung kegiatan operasional di antaranya pembelian bahan baku.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja Semester I-2021
Hingga semester I-2021, INOV mencatatkan penjualan sebesar Rp 305,4 miliar atau meningkat 29,8 persen yoy. Dari raihan itu, laba bersih tercatat naik 197,1 persen atau menjadi sebesar Rp7,9 miliar.
"Melihat tren positif dari permintaan produk daur ulang yang terus meningkat, dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi dan dampak dari pandemi yang masih berlanjut serta masih ada kebijakan lockdown di beberapa negara tujuan ekspor, kami tetap optimis dapat menutup tahun ini dengan kinerja yang positif," ujar Victor.
INOV mampu menghasilkan lebih dari 3.000 ton serat ramah lingkungan per bulan, dan mengolah lebih dari 3 miliar sampah botol per tahun. Diharapkan pencapaian tersebut terus bertambah seiring dengan langkah ekspansi yang terus digencarkan oleh Perseroan.
"Seiring dengan komitmen kami dalam meningkatkan recycle rate di Indonesia, kami terus memperluas jaringan produksi memasuki kota-kota lain di luar Pulau Jawa," Victor menambahkan.
INOV adalah perusahaan Clean-Tech di Indonesia yang berfokus dalam mengolah dan mendaur ulang botol PET dan sampah plastik lainnya menjadi produk daur ulang serat staple buatan/Recycle Polyester Staple Fiber (Re-PSF).
Saat ini, INOV mengoperasikan tiga pabrik pembuatan produk daur ulang serat staple buatan di Tangerang, Solo, dan Mojokerto dengan pabrik pengolahan sampah botol plastik/washing facility di Solo, Mojokerto, Medan, dan Gowa, Makassar.
Selain itu INOV juga mengoperasikan dua pabrik untuk industri bukan tenunan (non-woven) di Salatiga dan Palembang. Pada tahun 2021, INOV menambah dua pabrik bukan tenunan (Non- Woven) serta washing facility di wilayah Makassar, Sulawesi Selatan.
"Ke depannya, jumlah pabrik diharapkan terus bertambah seiring dengan peningkatan produksi sampah plastik di Indonesia, terlebih selama pandemi Covid-19 ini. Serta untuk memperkuat pasokan bahan baku yang akan diolah oleh Perseroan," pungkas Victor.
Advertisement