Liputan6.com, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) menyepakati perombakan jajaran dewan komisaris.
Pemegang saham dalam RUPSLB mengangkat Adiwarman Azwar Karim sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen BSI dan Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) sebagai Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen BSI.
Baca Juga
Merujuk laman https://nwdi.or.id, TGB merupakan mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB). Ia menjabat selama dua periode, masa jabatan 2008 - 2013 dan 2013 - 2018.
Advertisement
Dalam dua periode kepemimpinannya, TGB sukses mengangkat NTB dari predikat sebagai provinsi tertinggal. Dalam periode kedua, atau 2014-2016, laju pertumbuhan ekonomi NTB meningkat 9,9 persen. Prestasi ini membuat NTB diganjar predikat pertumbuhan ekonomi terbaik. Bahkan melampaui nasional yang hanya sebesar 4,9 persen.
Sebelumnya, TGB sempat menjadi anggota DPR-RI masa jabatan 2004–2009 dari Partai Bulan Bintang. Ia berada di Komisi X, membidangi masalah pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata, kesenian dan kebudayaan.
Pria kelahiran Pancor, Selong, Lombok Timur, NTB, 31 Mei 2979 itu mengenyam pendidikan dasar di SDN 3 Mataram (Sekarang SDN 6 Mataram), lulus tahun 1986.
Ia melewati jenjang SLTP di Madrasah Tsanawiyah Mu'allimin Nahdlatul Wathan Pancor hanya selama dua tahun, dan lulus Aliyah di yayasan yang sama pada 1991. Sebelum memasuki perguruan tinggi ia menghafal Al-Qur'an di Ma’had Darul Qur’an wal Hadits Nahdlatul Wathan Pancor selama setahun (1991-1992).
Kemudian pada 1992 Majdi berangkat ke Kairo untuk menimba ilmu di Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Universitas Al-Azhar Kairo . Ia lulus meraih gelar Lc. pada tahun 1996. Lima tahun berikutnya, ia meraih Master of Art (M.A.) dengan predikat Jayyid Jiddan.
Setelah menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di Al-Azhar selama 10 tahun, Majdi melanjutkan ke program S3 di universitas dan jurusan yang sama.
Pada Oktober 2002, proposal disertasi Majdi diterima dengan judul Studi dan Analisis terhadap Manuskrip Kitab Tafsir Ibnu Kamal Basya dari Awal Surat An-Nahl sampai Akhir Surat Ash-Shoffat di bawah bimbingan Prof. Dr. Said Muhammad Dasuqi dan Prof. Dr. Ahmad Syahaq Ahmad.
Ia berhasil meraih gelar doktor dengan predikat Martabah EL-Syaraf El Ula Ma`a Haqqutba atau Summa Cumlaude pada hari sabtu, 8 Januari 2011 dalam munaqosah (sidang) dengan Dosen Penguji Prof. Dr. Abdul Hay Hussein Al-Farmawi dan Prof. Dr . Al-Muhammady Abdurrahman Abdullah Ats-Tsuluts.
Â
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Profil Adiwarman
Sementara itu, Adiwarman Karim saat ini juga menjabat sebagai Vice Chairman, Executive Board of the National Sharia Board - Indonesia Ulema Council (Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia/DSN - MUI) periode 2021 - 2025.
Selain itu, Adiwarman juga menduduki posisi Chairman Sharia Supervisory Board (Dewan Pengawas Syariah/DPS), PT Manulife Aset Manajemen Indonesia pada 2020-sekarang.
Pria kelahiran Jakarta, 29 Juni 1963 itu menggeluti karier bidang perbankan syariah pada 1992 sebagai staf litbang di Bank Muamalat.
Sebelumnya, ia sempat bekerja sebagai pegawai di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Pada 1998, ia memimpin Bank Muamalat cabang Bandung dan merangkak naik menjadi Wakil Direktur Utama Muamalat Institute pada 2000. Tak lama berselang, ia memutuskan mengundurkan diri pada 2001.
Pada Agustus 2001, ia mendirikan perusahaan konsultan bisnis syariah Karim Consulting Indonesia, yang telah membidani lahirnya beberapa unit syariah di sejumlah bank di Indonesia.
Â
Advertisement