Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan sesi kedua perdagangan Kamis (26/8/2021). Investor asing melakukan aksi jual di pasar regular dan bursa saham Asia yang melemah.
Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,90 persen ke posisi 6.058,08. Indeks LQ45 melemah 0,93 persen ke posisi 850,20. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan. Sebanyak 333 saham melemah sehingga menekan IHSG. 187 saham menguat dan 135 diam di tempat.
Baca Juga
Pada Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.119,65 dan terendah 6.034,05. Total frekuensi perdagangan saham 1.330.078. Total volume perdagangan 22,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 11,2 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 73,13 miliar di pasar regular.
Advertisement
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali indeks sektoral IDXenergy naik 0,01 persen dan IDXtechno menguat 0,19 persen. Sementara itu, indeks sektoral IDXfinance melemah 1,27 persen, dan catat penurunan terbesar. Diikuti indeks sektoral IDXinfrastruktur tergelincir 1,16 persen dan IDXbasic susut 1,15 persen.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG cenderung inline dengan laporan yang prediksi IHSG cenderung koreksi untuk menguji area 6.020-6.060. Di sisi lain, pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh pergerakan bursa Asia yang cenderung koreksi karena antisipasi investor terhadap pidato pimpinan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve Jerome Powell pada Jumat, 27 Agustus 2021.
"Adanya kekhawatiran dampak dari US Tapering yang diestimasikan lebih cepat,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat.
Ia menambahkan, hal tersebut direspons oleh Bank of Korea yang menaikkan sukung bunga acuannya 25 basis poin menjadi 0,75 persen. Bank of Korea menjadi negara pertama yang mengambil langkah antisipatif terhadap wacana tapering yang lebih awal.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bursa saham di New York terus "terjun bebas" seiring berlanjutnya krisis dan kepanikan soal COVID-19. Bank Sentral AS pun sudah mengambil sejumlah langkah ekstrim, seperti yang dilakukan mengatasi resesi sebelumnya. Investor kini khawatir akankah the...
Top Gainers dan Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
-Saham LUCK naik 35 persen
-Saham TRUK naik 34,74 persen
-Saham MPOW naik 34,74 persen
-Saham SMMT naik 34,35 persen
-Saham BEBS naik 25 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham SOFA turun 9,76 persen
-Saham UVCR turun 9,71 persen
-Saham DUCK turun 7 persen
-Saham BRNA turun 6,99 persen
-Saham ASMI turun 6,99 persen
Advertisement
Aksi Investor Asing
Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:
-Saham TLKM senilai Rp 50,9 miliar
-Saham BUKA senilai Rp 38,7 miliar
-Saham BBCA senilai Rp 25,5 miliar
-Saham UNTR senilai Rp 18,2 miliar
-Saham ASII senilai Rp 16,6 miliar
Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:
-Saham ARTO senilai Rp 67,8 miliar
-Saham INKP senilai Rp 37,5 miliar
-Saham BMRI senilai Rp 19,6 miliar
-Saham BBNI senilai Rp 18,1 miliar
-Saham TBIG senilai Rp 16,9 miliar
Bursa Saham Asia
Bursa saham Asia sebagian besar melemah. Indeks Hang Seng turun 1,08 persen, indeks Korea Selatan Kospi susut 0,58 persen, indeks Shanghai tergelincir 1,09 persen.
Selain itu, indeks Jepang Nikkei menguat 0,06 persen, indeks Singapura mendaki 0,04 persen dan indeks Taiwan naik 0,12 persen.
Advertisement