Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 28 emiten yang mencatatkan saham di BEI hingga 24 Agustus 2021. Dari jumlah tersebut, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi mengatakan dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 29,56 triliun.
"Sampai dengan 24 Agustus kemarin, telah terdapat 28 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa dengan nilai fundrise Rp 29,56 triliun. Pertumbuhan positif tren pencatatan ini telah menghantarkan jumlah perusahaan di Bursa mencapai 740 perusahaan," kata Inarno dalam Launching Aplikasi Online Trading MotionTrade, Kamis (26/8/2021).
Baca Juga
Berdasarkan data EY Global IPO Trend Report, Indonesia masih masuk ke dalam 10 besar aktivitas pencatatan saham tertinggi di dunia selama 3 tahun berturut-turut, 2018-2020.
Advertisement
“Pertumbuhan ini diharapkan masih dapat berjalan dengan positif di 2021 karena saat ini terdapat 26 perusahaan tercatat yang masih dalam proses melakukan penawaran umum,”
“Mudah-mudahan nanti ada unicorn satu lagi yang bisa melantai di tahun ini,” Inarno.
Sehubungan dengan pencatatan perusahaan rintisan (startup), Inarno mengatakan BEI sedang melakukan diskusi intensif dengan OJK dan stakeholder untuk merumuskan regulasi yang memungkinkan para startup tersebut melakukan IPO. Namun, di luar penyusunan peraturan tersebut, pada 6 Agustus 2021, Bukalapak resmi tercatat sebagai unicorn pertama di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sebagai gambaran, hingga 24 Agustus 2021, Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) telah kembali pada level sebelum pandemi yang Alhamdulillah dapat ditutup naik 1,85 persen ke level 6.089.
Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) naik menjadi Rp 13,3 triliun per hari, melonjak 44 persen dibandingkan tahun lalu yang hanya sebesar Rp 9,21 triliun per hari.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tren Pertumbuhan IHSG
Secara jangka panjang, kata Inarno, IHSG masih menunjukkan pertumbuhan yang positif dalam 10 tahun terakhir. Meskipun sempat merosot pada 2020 saat pandemi dimulai. Namun, tahun ini IHSG perlahan-lahan mulai membaik dan kembali pada posisi sebelum adanya pandemi COVID-19.
"Hal ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia masih menjadi alternatif sumber pendanaan serta wadah investasi bagi masyarakat Indonesia," kata dia.
Dari sisi supply, sampai dengan 24 Agustus 2021 telah ada 28 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa dengan nilai fundraise Rp 29,56 triliun.
Secara keseluruhan, jumlah perusahaan tercatat di Bursa saat ini mencapai 740 perusahaan, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan IPO terbanyak di ASEAN.
Sejalan dengan itu, jumlah investor juga terus tumbuh. Sejalan dengan pemanfaatan teknologi online trading yang mempermudah calon investor. Hingga Juli 2021, jumlah investor pasar modal telah mencapai 5,8 juta investor.
“Kami melihat bahwa pesatnya pemanfaatan teknologi di masa new normal telah memberi dampak positif terhadap pertumbuhan investor dalam setahun terakhir. Tentunya peluncuran MotionTrade ini adalah waktu yang tepat buat MNC sekuritas untuk meluncurkan aplikasi tersebut,” kata Inarno.
Advertisement