Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan Jumat, (27/8/2021). Sejumlah sentimen eksternal seperti menanti pernyataan the Fed atau bank sentral Amerika Serikat dalam simposium Jackson Hole.
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, perkembangan pergerakan IHSG pada pekan terakhir Agustus 2021, terlihat masih betah di area konsolidasi. Akan tetapi, potensi tekanan masih cukup besar dalam rentang jangka pendek. Dengan demikikan pola pergerakan sideways untuk berpeluang koreksi terbatas secara bulanan.
Baca Juga
Selain itu, momentum tersebut merupakan momentum yang dapat dimanfaatkan investor untuk akumulasi pembelian dengan target investasi jangka panjang. “IHSG berpotensi berada dalam tekanan. Kisaran IHSG 5.872-6.123,” kata dia.
Advertisement
Direktur PT MNC Asset Management, Edwin Sebayang menuturkan, tekanan jual masih akan membayangi bursa saham Indonesia. Hal ini seiring bursa saham Amerika Serikat atau wall street yang tertekan dengan indeks Dow Jones turun 0,54 persen.
Investor mengantisipasi hasil symposium tahunan Jackson Hole pada Jumat pekan ini mengenai apakah the Fed atau bank sentral AS akan mengurangi pembelian obligasi sebesar USD 10 miliar dari USD 120 miliar dalam paket stimulus yang selama ini dilakukan.
Selain itu, mencermati perkembangan yang terjadi di Afghanistan setelah ledakan yang terjadi di pintu masuk Bandara Kabul. “Faktor lain yang berpotensi menjadi sentimen negatif yaitu turunnya EIDO sebesar minus 1,72 persen serta turunnya beberapa harga komoditas di antaranya minyak minus 0,85 persen dan nikel minus 1,92 persen,” ujar dia dalam catatannya.
Edwin prediksi, IHSG bergerak di kisaran 6.018-6.110 pada Jumat pekan ini.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saham Pilihan
Untuk saham pilihan, William memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Astra International Tbk (ASII), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).
Kemudian PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Untuk saham pilihan, Edwin memilih saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Surya Internusa Semesta Tbk (SSIA), PT Prodia Tbk (PRDA), PT United Tractors Tbk (UNTR). Selain itu, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Siloam Hospital Tbk (SILO), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), dan PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA).
Advertisement