Sukses

Jurus Emiten Pengelola Bus Lorena Hadapi Pandemi COVID-19

PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) tetap menaruh harapan besar pada industri transportasi darat berpenumpang umum - ke depan akan memiliki prospek positif.

Liputan6.com, Jakarta - PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA), emiten jasa transportasi darat dengan armada bus akan fokus pada strategi bertahan.

Salah satu dengan memperkuat rute atau trayek jangka pendek di Jabodetabek dan memperkuat lini bisnis rental bus untuk dongkrak kinerja di tengah pandemi COVID-19.

Direktur PT Eka Sari Lorena Transport Tbk, Dwi Rianta Soerbakti menuturkan, pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia dan dunia sejak Maret 2020 memang menjadi periode terburuk yang pernah dilalui oleh seluruh dunia usaha termasuk bisnis transportasi darat.

"Pandemi Covid-19 menghancurkan perekonomian Indonesia. Sebagai akibatnya kinerja Perseroan menurun drastis. Sebab itu, kami akan terus melakukan perubahan strategi operasional dan pemasaran, terutama di masa pandemi,” ujar Rianta dikutip dari keterangan tertulis, Jumat 27 Agustus 2021.

Namun, Perseroan tetap menaruh harapan besar pada industri transportasi darat berpenumpang umum - ke depan akan memiliki prospek positif dengan penambahan infrastruktur.

Perhatian terhadap sektor ini pun perlu didukung oleh seluruh komponen masyarakat dan pelaku kepentingan untuk mewujudkan rencana dan pelaksanaan pembangunan di segala bidang.

Pada kesempatan tersebut, Rianta menambahkan, sejumlah strategi Perseroan di antaranya dengan melakukan efesiensi di segala bidang demi meringankan beban perusahaan. Lorena juga akan menutup jurusan-jurusan yang tidak lagi dianggap menguntungkan.

 

 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Perkuat Jurusan Pendek

Di samping itu, Lorena akan memperkuat jurusan-jurusan jarak pendek dan bersifat commuter line, dalam mendukung peran feeder atau angkutan pengumpan dalam sistem transportasi massal yang dikembangkan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI.

Saat ini di sektor Jabodetabek Residence Connexion (JRC), ada empat rute feeder yaitu Kota Wisata–Legenda Wisata–Sarinah/Thamrin, Kota Wisata–Legenda Wisata–Ratu Plaza, BSD City–Kota Wisata/ Legenda Wisata, dan BSD City–MRT Fatmawati.

Sedangkan  untuk sektor Jabodetabek Airport Connexion (JAC) terdapat tiga rute feeder yaitu Bogor–Halim Perdanakusuma, BSD City–Halim Perdanakusuma, dan Kota Wisata/Legenda Wisata – Halim Perdanakusuma, BSD City–Bandara Soekarno Hatta.

Perseroan juga telah mendapat izin prinsip dari BPTJ untuk rute Bogor/Mall Boxes 123/Royal Tajur/Rancamaya–Bandara Soekarno Hatta BSD City–Bandara Soekarno Hatta, lalu RA Kartini Jakarta Selatan–Soekarno Hatta, dan Telaga Golf Sawangan–Soekarno Hatta.

Rianta mengatakan, strategi lain ialah memperketat ratio jumlah karyawan secara masif, memperkuat sistem e-ticketing seiring dengan kemajuan teknologi, dan penjualan berbasis online akan terus berkembang. Perseroan telah menjalin kerjasama dengan Traveloka, Alfamart Group dan Indomaret untuk pembelian dan pembayaran tiket.

3 dari 3 halaman

Strategi Lainnya

Selain itu, untuk hadapi pandemi COVID-19, perseroan mengambil sejumlah langkah strategis antara lain Bekerjasama dengan PT Garindo Persada Trans dalam memasuki angkutan industri limbah medis.

"Pandemi COVID-19 dan pengetatan implementasi peraturan perihal pembuangan limbah medis, membuat industri ini sangat berpotensi ke depannya,” tulis perseroan.

Konsorsium dengan Perusahaan Daerah Jasa Transportasi TransPakuan milik Pemerintah Kota Bogor, dalam mengikuti tender “Buy The Service” di kota Bogor yang diadakan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Kemenhub Republik Indonesia. Pada 18 Agustus 2021, konsorsium tersebut telah dinyatakan sebagai Pemenang.

Proyek “Buy The Service” yang akan berjalan selama  tujuh tahun ke depan ini, mengadopsi dari pola operasi TransJakarta. Konsorsium sebagai operator akan mengoperasikan 75  bis medium dan akan dibayar berdasarkan Rupiah/KM.

Proyek ini juga merupakan Langkah “Revolusioner” dalam penataan angkutan umum di kota Bogor, proyek “Buy The Service” tersebut akan mereduksi angkutan kota (angkot) yang beroperasi di koridor-koridor dari “Buy The Service” tersebut.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 28 Agustus 2021, saham LRNA turun 2,17 persen ke posisi Rp 180 per saham. Saham LRNA dibuka turun satu poin ke posisi Rp 183 per saham. Saham LRNA berada di level tertinggi Rp 183 dan terendah Rp 173 per saham. Total frekuensi perdagangan 16 kali dengan volume perdagangan 69. Nilai transaksi Rp 1,2 juta.