Liputan6.com, Jakarta - Grup Northstar investasi salah satu unit bisnis PT Mahaka Radio Integra Tbk yang operasikan platform podcast Noice Investasi ini dilakukan seiring perusahaan private equity tersebut melihat potensi di konten audio digital.
Active Investor and Partner Group Northstar Henky Prihatna menuturkan, pihaknya sejak 2019 melihat potensi podcast seiring data dari youtube dan google menunjukkan pencarian podcast melihat hingga lima kali lipat. Ia mengatakan, tren pencarian podcast bertema horor dan komedi meningkat. Di sisi lain, konten video memiliki kualitas biasa.
Baca Juga
"Tren itu orang multi tasking di rumah sambil nonton pegang hp, sambil ngapain. Audio konten ini menarik karena konsumsi bisa di mana saja, kapan saja dengan device apa saja, dan low bandwith rendah, ini potensial gede,” ujar dia saat webinar yang digelar Indonesia Investment Education, ditulis Minggu (29/8/2021).
Advertisement
Ia menambahkan,pihaknya melihat PT Mahaka Radio Integra Tbk seiring memiliki jaringan radio terbesar di industrinya. Mahaka Radio Integra, menurut Henky juga bertransformasi untuk digital audio.
“Untuk kita bisa ke digital audio perlu orang yang mengerti. Kayak Pak Vinod founder dan CEO (PT Surya Esa Perkasa Tbk-red) yang mengerti. Kalau kita invest itu number one siapa CEO nya. Kita tawarin, orang Gooogle dan Youtube mau jalani ini, akhirnya investment,” ujar dia.
Meski demikian, pihaknya belum menyebutkan total investasi di Noice. Sementara itu, Co-Founder dan Managing Partner and Member of the Investment Committee Northstar Patrick Walujo mengatakan, Noice, aplikasi yang dikembangkan Mahaka Radio Integra yang mengoperasikan stasiun radio yang memiliki aset banyak talenta. Talenta tersebut menurut Patrick dapat menarik pengikutnya dengan lebih cepat.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja MARI pada 2020
PT Mahaka Radio Integra Tbk baru merilis laporan keuangan 2020. Perseroan mencatat pendapatan bersih turun 51,38 persen dari Rp 149,90 miliar pada Desember 2019 menjadi Rp 72,88 miliar pada 2020. Selain itu, perseroan mencatat rugi Rp 44,92 miliar pada 2020 dari periode 2019 untung Rp 34,09 miliar.
Total liabilitas perseroan tercatat Rp 120,51 miliar pada 30 Juni 2021, dari periode Desember 2020 sebesar Rp 107,85 miliar. Jumlah ekuitas tercatat Rp 196,60 miliar pada Juni 2021 dari periode Desember 2020 sebesar Rp 247,28 miliar.
Total aset turun menjadi Rp 317,12 miliar pada semester I 2021 dari Desember 2020 Rp 355,13 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 34,04 miliar pada 31 Desember 2020.
Advertisement